PALEMBANG, PALPOS.ID - Dalam budaya Tionghoa, jeruk memiliki peran dan makna yang mendalam terutama dalam perayaan Tahun Baru Imlek.
Namun seringkali terdapat kebingungan antara jeruk mandarin dan jeruk tangerine, dua jenis jeruk yang sering dikaitkan dengan simbolisme dan makna khusus dalam budaya Tionghoa.
BACA JUGA:Pencarian Jeruk-jeruk Khusus dalam Menyambut Musim Imlek sebagai Simbol Kemakmuran dan Keberuntungan
BACA JUGA:Mainan Tradisional si Bola Bekel yang Kembali Populer
Meskipun keduanya memiliki persamaan dalam hal penampilan dan ciri khasnya namun keduanya memiliki perbedaan makna yang penting dalam konteks budaya Tionghoa.
Jeruk Mandarin atau "kam" dalam bahasa Tionghoa, memiliki peran penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek.
BACA JUGA:Keberadaan Mainan Anak Mobil Tamiya yang Fenomenal
Jeruk mandarin dipercaya membawa keberuntungan, kesejahteraan dan kesuburan.
Kehadirannya dalam perayaan Imlek melambangkan harapan akan rezeki yang melimpah dan kebahagiaan dalam tahun yang baru.
BACA JUGA:Lego Mainan yang Membangun Dunia Imajinasi dengan Kreativitas Tak Terbatas
BACA JUGA:Anak-Anak Kembali Tertarik pada Permainan Tradisional Ketapel
Dengan kulit yang mudah dikupas, jeruk mandarin dianggap sebagai simbol kemudahan dan kelancaran dalam mencapai keberuntungan.
Sementara itu, jeruk tangerine atau "chenpi" dalam bahasa Tionghoa juga memiliki makna khusus dalam budaya Tionghoa namun perbedaannya lebih menitikberatkan pada konteks regional.
BACA JUGA:Anak-anak Heboh dengan Permainan Baru
BACA JUGA:Permainan Bola Bekel: Warisan Klasik yang Terus Berkembang
Jeruk tangerine sering kali dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kesejahteraan namun penggunaannya lebih umum di negara-negara Barat sementara di Tiongkok, seringkali jeruk mandarin yang lebih digunakan sebagai simbol perayaan Imlek.
Perbedaan dalam penggunaan dan makna antara jeruk mandarin dan jeruk tangerine menunjukkan kompleksitas budaya Tionghoa yang bisa bervariasi berdasarkan tempat dan tradisi lokal.