Pemekaran Wilayah Sulawesi Utara: Jejak Tambang Emas Ratatotok Sejak Zaman Belanda Hingga Era Modern

Rabu 07-02-2024,07:32 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yan

Aspirasi Nusa Utara: Pemekaran yang Realistis

Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat setempat, aspirasi untuk pemekaran wilayah Provinsi Sulawesi Utara menjadi dua provinsi baru semakin kencang terdengar. 

Alasan utama pemekaran ini terletak pada realitas geografis dan demografis yang unik.

1. Kota Tahuna: Calon Ibukota dan Pusat Pembangunan Nusa Utara

Pemekaran ini mengusulkan pembentukan Provinsi Nusa Utara, dengan Kota Tahuna sebagai calon ibukota. 

Tahuna, hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe, bukan hanya menjadi ibukota baru tetapi juga pusat pembangunan Nusa Utara. 

Keputusan ini didasarkan pada kesiapan Kota Tahuna dan empat kabupaten lainnya untuk bergabung, yaitu Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro, Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Kabupaten Kepulauan Talaud Selatan.

2. Keunikan Nusa Utara: Kepulauan, Maritim, dan Historis

Nusa Utara bukan sekadar pemekaran wilayah, tetapi juga mencerminkan identitas geografis yang unik. 

Kawasan ini terletak di gugus batas terluar paling utara Indonesia, menjadikannya sebagai benteng NKRI. 

Selain itu, karakteristik wilayah kepulauan dan maritimnya memperkuat argumen pemekaran ini. 

Berada di jalur "pacific ring of fire," Nusa Utara juga memiliki risiko bencana yang tinggi. 

Namun, kekayaan historis dan ikatan sosiokultural yang erat antarwilayah menjadi fondasi kuat bagi pembentukan provinsi baru ini.

3. Nusa Utara dalam Sejarah: Penghubung Maluku dan Filipina

Tak hanya sebuah inovasi administratif, Nusa Utara memiliki akar sejarah yang dalam. 

Pada abad pertengahan, wilayah ini memainkan peran vital sebagai penghubung antara Maluku di Timur dan Filipina di Utara. Istilah "Nusa Utara" sendiri sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda. 

Kategori :