Ia lebih memilih untuk tetap berada di jalur yang ia kenal, yakni dengan tetap mempertahankan gaya khasnya yang santai dan menghibur.
Dalam hal pengeluaran, Komeng juga terlihat sangat efisien. Dengan hanya menghabiskan dana sebesar Rp 24,5 juta, ia berhasil memperoleh suara terbanyak di Jawa Barat, bahkan melampaui calon-calon lain yang menghabiskan dana jauh lebih besar.
Hal ini membuka mata banyak pihak akan potensi politik di luar jalur konvensional. Keberhasilan Komeng menunjukkan bahwa di tengah kejenuhan masyarakat akan politik yang monoton dan serius, kehadiran sosok yang menghadirkan humor dan kesederhanaan dapat menjadi pilihan yang menarik.
Potret Politik Lokal: Taj Yasin dan Casytha A Kathmandu
Di samping prestasi Komeng, terdapat pula nama-nama lain yang patut diperhitungkan dalam Pemilu 2024.
Salah satunya adalah Taj Yasin, putra dari almarhum ulama NU KH Maimoen Zubair atau lebih dikenal sebagai Mbah Moen.
Dengan berhasil meraih peringkat kedua sebagai calon anggota DPD terbanyak di Jawa Tengah, Taj Yasin menunjukkan bahwa nama besar keluarga dan jejak politik ayahnya memberikan dampak yang signifikan dalam perebutan suara.
Demikian juga dengan Casytha A Kathmandu, seorang senator pejawat dari Jawa Tengah.
Sebagai anak dari Ketua Bappilu PDIP, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, Kathmandu berhasil membuktikan bahwa kedudukan keluarga dan jaringan politik dapat menjadi modal kuat dalam mengarungi dunia politik Indonesia.
Prestasi keduanya menunjukkan bahwa politik di Indonesia tidak hanya ditentukan oleh popularitas nasional, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh dinamika politik lokal dan jaringan personal. *