Populasi yang mencapai 2.56 juta jiwa lebih juga menjadi faktor penting dalam memperhitungkan kebutuhan dan strategi pembangunan di wilayah tersebut.
Dengan upaya maksimal dan perhatian yang matang terhadap berbagai aspek yang terlibat, diharapkan proses pemekaran provinsi di Sumatera Selatan dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan pembangunan di wilayah tersebut.
Penemuan Kandungan Emas Melimpah di Provinsi Bengkulu Membuatnya Bersaing dengan PT Freeport.
Provinsi hasil pemekaran dari Sumatera Selatan, Bengkulu, ternyata menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Baru-baru ini, hasil penelitian mengungkapkan bahwa wilayah Kabupaten Seluma di Provinsi Bengkulu memiliki kandungan emas yang sangat melimpah.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah sekitar 90 ribu hektar yang diperkirakan memiliki kandungan emas yang cukup untuk memasok kebutuhan dunia selama 100 tahun mendatang.
Potensi Emas Bengkulu: Lebih Besar dari yang Diperkirakan
Bengkulu, sejak zaman kolonial Belanda, dikenal sebagai salah satu penghasil emas.
Namun, kabar terbaru mengungkapkan bahwa kandungan emas di wilayah Kabupaten Seluma diperkirakan mengalahkan kandungan emas dari PT Freeport, salah satu tambang emas terbesar di Papua.
PT Energi Swa Dinamika Muda (ESDM) akan melakukan eksploitasi dan ekplorasi terhadap kandungan emas ini setelah memperoleh izin yang diperlukan.
Potensi Emas di Bengkulu: Menjadi Pes konkret untuk PT Freeport
Tidak hanya potensi kandungan emas yang besar, tetapi juga ada perkiraan bahwa potensi emas di Bengkulu bisa 10 hingga 20 kali lipat lebih besar dari perkiraan awal.
Terdapat tiga kecamatan di Kabupaten Seluma yang memiliki kandungan emas paling tinggi, yakni Kecamatan Ulu Alas, Ulu Talo, dan Lubuk Resam.
Dengan potensi ini, tidak mengherankan jika tambang emas di Bengkulu akan menjadi pesaing serius bagi PT Freeport di Papua.
Sejarah Tambang Emas di Bengkulu: Dari Lebong Tandai Hingga Kabupaten Seluma
Tambang emas bukan hal baru di Bengkulu. Konon, emas yang terdapat di puncak Monumen Nasional (Monas) di Jakarta berasal dari tambang emas di Bengkulu, khususnya di Lebong Tandai, Kabupaten Bengkulu Utara.
Tambang ini mulai beroperasi pada awal abad ke-20, bermula dari zaman penjajahan VOC Belanda pada tahun 1910.