"Sungguh disayangkan kalau dihapus, Pramuka menempah kemandirian siswa dan di Pramuka juga diajarkan agar pesertanya bertanggungjawab dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi," katanya.
Kendati demikian, tambah Jihan, jika memang kurikulum merdeka sudah diresmikan tentu siswa dan guru tidak bisa berbuat banyak.
"Semoga pendidikan karakter itu tetap hadir di sekolah, meski dengan nama kurikulum yang berbeda," harapnya.
BACA JUGA:Momentum Ramadan, XL Axiata Donasikan Router dan Kuota Data ke Perguruan Islam
BACA JUGA:Peluang Karier: Rekrutmen Bersama BUMN 2024 Siap Diluncurkan, Ada 688 Lowongan
Terpisah, Hendra Wadi MPd, seorang praktisi pendidikan lainnya secara pribadi, Hendra Wadi menyatakan setuju dengan keputusan tersebut. Menurutnya, keputusan tersebut memberikan kebebasan bagi siswa untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
"Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang sangat baik untuk pembentukan karakter dan kepemimpinan siswa. Namun, menjadikannya sebagai kegiatan wajib mungkin dapat mengurangi minat siswa pada kegiatan tersebut," ujar Hendra Wadi.
Ia menambahkan bahwa dengan menghapuskan kewajiban Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler, diharapkan sekolah dan siswa dapat lebih fokus dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang sesuai dengan minat dan potensi masing-masing.
BACA JUGA:Karantina Sumatera Selatan Inspeksi Karantina Ikan: Langkah Penting untuk Keamanan Ekspor
BACA JUGA:HKBP Sumbagsel Bersama FKUB Berbagi Kasih Ke Ponpes Ma’had Zaadul Ma’ad
Hendra Wadi juga menegaskan pentingnya peran guru dan pendidik dalam memberikan pemahaman yang baik kepada siswa mengenai pentingnya kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan diri.
"Saya berharap sekolah dan guru dapat terus memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa dalam memilih dan mengembangkan potensi melalui kegiatan ekstrakurikuler," tutup Hendra Wadi.
Sementara disisi sejumlah orang tua murid menyampaikan keprihatinan mereka terhadap keputusan ini, menyoroti dampaknya terhadap pendidikan anak-anak.
BACA JUGA:BPJS Ketenagakerjaan dan Pemprov Sumsel Perkuat Sinergi UntukLindungi Pekerja
Jean, salah seorang warga Palembang yang juga orang tua murid mengungkapkan, kekhawatirannya atas keadaan pendidikan di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim.