Seiring dengan munculnya usulan pembentukan Provinsi Jawa Selatan (Jasela) sebagai pemekaran dari Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Banjarnegara menjadi pusat perbincangan yang semakin intens.
Kabupaten ini, meskipun secara geografis kecil, memainkan peran penting dalam perdebatan mengenai konfigurasi administratif masa depan di wilayah tersebut.
Dengan luas wilayah mencapai 106.971,01 hektar, atau sekitar 3,29 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Banjarnegara telah menjadi fokus utama dalam diskusi tentang pemekaran provinsi.
Informasi dari portal resmi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menyebutkan bahwa kabupaten ini secara administratif terbagi menjadi 20 kecamatan, 266 desa, dan 12 kelurahan.
Salah satu kecamatan terluas di Kabupaten Banjarnegara adalah Kecamatan Punggelan, yang meliputi wilayah seluas 10.284,01 hektare.
Namun, popularitas Kabupaten Banjarnegara tidak hanya berasal dari ukuran geografisnya.
Tempat-tempat wisata menarik seperti Dataran Tinggi Dieng dan kuliner khasnya seperti Dawet Ayu telah menarik perhatian banyak orang, baik dari dalam maupun luar negeri.
Menariknya, Kabupaten Banjarnegara memiliki batasan wilayah yang berdekatan dengan beberapa kabupaten lainnya, yaitu Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di sebelah utara, Kabupaten Wonosobo di sebelah timur, Kabupaten Kebumen di sebelah selatan, serta Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di sebelah barat.
Momen bersejarah bagi warga Banjarnegara terjadi pada tanggal 17 Agustus 1967, ketika lambang daerah Kabupaten Banjarnegara diresmikan oleh Bupati Banjarnegara ke-7, M. Soedjirno.
Namun, di balik kejayaan sejarahnya, terdapat sejumlah fakta menarik yang membuat Kabupaten Banjarnegara berbeda dan unik.
Fakta Unik Kabupaten Banjarnegara
Sejarah Nama BanjarnegaraKabupaten Banjarnegara awalnya hanya merupakan sebuah perkampungan bernama Banjar, yang artinya sawah.
Nama ini mencerminkan struktur wilayahnya yang terdiri dari sawah-sawah berpetak. Perkampungan tersebut kemudian berkembang pesat dan dinamai Banjar.
Kyai Ageng Maliu Pertinggi Banjar menjadi pemimpin perkampungan tersebut dan akhirnya, daerah ini diubah menjadi kabupaten, diberi nama Banjarnegara.
Perubahan Hari Ulang TahunAwalnya, Banjarnegara merayakan hari jadi pada tanggal 22 Agustus, yang merupakan tanggal pengangkatan Bupati pertamanya, Raden Tumenggung Dipoyudo IV, pada tahun 1831.
Namun, pada tahun 2019, hari jadi ini diubah menjadi 26 Februari, sesuai dengan penelitian terbaru yang menunjukkan tanggal tersebut sebagai hari jadi yang sebenarnya.