Pelatihan operasional kapal perang ini menjadi contoh bagaimana Indonesia melalui TNI AL berkomitmen untuk mendukung perdamaian dan stabilitas global.
Letda Michelin Maalouf dan Letda Malak Zert dari Angkatan Laut Lebanon mendapatkan pengalaman berharga yang tidak hanya akan berguna dalam karir militer mereka, tetapi juga dalam memperkuat hubungan antarbangsa.
BACA JUGA:KF-21 Boramae: Geopolitik, Gaduh Pembayaran, dan Masa Depan Kerjasama Pertahanan
BACA JUGA:Konsorsium Kemalak Malaysia Meluncurkan Helikopter Tempur Baru di DSA 2024
Selama dua hari pelatihan, Letda Maalouf dan Letda Zert mendapatkan kesempatan untuk mempelajari berbagai aspek operasional kapal perang KRI Diponegoro-365.
Mereka diperkenalkan pada berbagai sistem navigasi, prosedur keselamatan, serta teknik-teknik penanggulangan kerusakan.
Selain itu, mereka juga mempelajari proses embarkasi dan debarkasi, yang sangat penting dalam operasi maritim.
BACA JUGA:UEA Pilih J-20 China sebagai Alternatif dalam Pembelian Jet Tempur Siluman F-35 Amerika Serikat
BACA JUGA:Revolusi Pertahanan Malaysia dalam Kendaraan Lapis Baja
Pelatihan ini memberikan mereka wawasan tentang kehidupan sehari-hari di atas kapal perang, termasuk bagaimana kru bekerja sama dalam menjalankan tugas-tugas mereka.
Interaksi langsung dengan kru KRI Diponegoro-365 juga memungkinkan terjadinya pertukaran pengetahuan dan budaya, memperkaya pengalaman kedua belah pihak.
Kegiatan pelatihan ini adalah langkah kecil namun penting dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi kedua negara.
BACA JUGA:Korea Selatan Pertimbangkan Proposal dari Indonesia Tentang Pengurangan Biaya Proyek KF-21 Boramae
BACA JUGA:Swedia Membangun Cakrawala Baru dengan Pesawat Tempur Generasi Mendatang
Melalui pelatihan ini, TNI AL tidak hanya berbagi pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga nilai-nilai profesionalisme, disiplin, dan kerja sama.
Ini adalah investasi dalam generasi pemimpin masa depan yang akan mampu menghadapi tantangan global dengan pemahaman yang lebih baik dan kemitraan yang kuat.