Tantangan dan Harapan UMKM: QRIS Bank Sumsel Babel untuk Transformasi Digital yang Inklusif

Minggu 30-06-2024,00:36 WIB
Reporter : Robby
Editor : Erika

"Ini yang bikin ribet,"ucapnya. Faktor atau kendala lainnya lanjut Mujiati, adalah pengenaan pajak dikisaran 10 persen dari satu kali transaksi yang diterapkan sejak satu tahun ini (pertengahan tahun 2022,red).

"Saya menjual jamu Rp 4000 pergelasnya namun sejak dikenakan pajak saya hanya menerima Rp 3.600 dalam satu kali transaksi lewat Qris. Artinya dengan menggunakan Qris justru saya rugi. Sedangkan kalau saya harus menaikkan harga jamu untuk menutupi pajak, khawatir pelanggan saya akan kabur. Untuk jamu pergelasnya yang saya jual, saya hanya menarik keuntungan Rp 1000," tandas wanita asli Solo Jawa Tengah (Jateng) ini.

BACA JUGA:Jelang Pemilukada, Sekda Palembang Minta Satlinmas Edukasi dan Jaga Kamtibmas

BACA JUGA:Bangunan WC di Pasar 16 Ilir Salahi Aturan, Pemkot Palembang Beri Waktu 1 Minggu untuk Dibongkar

Oleh karena lanjut Mujiati, dirinya hanya menggunakan Qris untuk bertransaksi jika ada pesanan jamunya dalam partai besar hingga mencapai Rp 500 ribu lebih.

"Dengan kendala tersebut, saya berharap Bank Sumsel Babel dapat mencarikan solusi dari lambatnya uang masuk dari transaksi termasuk dalam hal pengenaan pajak," harapnya.

Rina, salah seorang warga pelanggan jamu Mujiati mengatakan, penggunaan transaksi digital bagi UMKM  dalam bertransaksi harus terus didorong karena manfaatnya sangat terasa yang dilihat dari sisi efisiensi dan keamanan penggunanya.

"Penggunaan Qris yang disediakan Bank Sumsel Babel kini telah bisa diterapkan di menjadi bukti efektifnya  transaksi jual beli digital," pungkasnya. ***

 

Kategori :