BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Spekulasi, Tekanan, dan Implikasi Politik
Agus juga pernah menjadi Menteri Sosial pada masa akhir kepemimpinan pertama Presiden Joko Widodo, sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Menteri Perindustrian pada periode kedua Jokowi.
Namun, perjalanan politik Agus tidak selalu mulus. Pada tahun 2014, ia sempat dipecat dari keanggotaan Partai Golkar dalam Munas IX di Bali, namun kemudian direhabilitasi oleh Ketua Umum Aburizal Bakrie.
Pengalaman pahit ini tampaknya justru menguatkan posisinya di partai, hingga akhirnya dipercaya untuk mengisi posisi Plt Ketua Umum setelah Airlangga Hartarto mundur.
Munas Golkar: Harapan dan Tantangan
Munas Partai Golkar pada 20 Agustus mendatang diharapkan menjadi momentum penting bagi partai untuk menentukan arah kebijakan dan strategi menghadapi Pemilu 2024.
Selain pemilihan ketua umum, Munas ini juga akan membahas berbagai isu krusial, termasuk platform partai, serta strategi untuk memenangkan suara di tengah persaingan ketat dengan partai-partai lain.
Namun, Munas ini juga tidak lepas dari tantangan. Dalam beberapa tahun terakhir, Partai Golkar menghadapi berbagai masalah internal, termasuk perpecahan di antara faksi-faksi yang ada.
Kondisi ini diperparah dengan adanya dinamika eksternal, seperti perubahan peta politik nasional dan tekanan dari partai-partai rival.
Agus Gumiwang Kartasasmita, sebagai Plt Ketua Umum, memiliki tugas berat untuk memastikan bahwa Munas ini berjalan lancar dan menghasilkan keputusan yang solid.
"Kita harus memastikan bahwa Munas ini menjadi ajang bagi seluruh kader Golkar untuk bersatu dan memperkuat posisi partai di tingkat nasional," tegas Agus.
Potensi Kandidat Ketua Umum Golkar yang Baru
Meskipun belum ada konfirmasi resmi mengenai siapa yang akan mencalonkan diri sebagai ketua umum, sejumlah nama sudah mulai mencuat.
Bambang Soesatyo, yang saat ini menjabat sebagai Ketua MPR, dianggap sebagai salah satu kandidat kuat.
Bamsoet, sapaan akrabnya, dikenal memiliki jaringan yang luas dan dukungan kuat di internal partai.