Bahlil Lahadalia Calon Tunggal Ketua Umum Golkar: Nusron Wahid Ungkapkan Dinamika Internal Partai Beringin

Jumat 16-08-2024,19:12 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

Pernyataan ini menegaskan bahwa Golkar tetap menjaga independensinya meski Bahlil memiliki hubungan baik dengan Presiden.

Bamsoet Sapa Bahlil di Sidang Tahunan MPR

Di hari yang sama, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar, memimpin Sidang Tahunan MPR. 

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Apakah Ini Momentum Jokowi Masuk ke Partai Beringin?

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Pro dan Kontra Wacana Bahlil Pimpin Partai Beringin

Dalam sambutannya, Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, secara khusus menyapa Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan juga menyebut nama Bahlil Lahadalia.

"Pak Bahlil ada nggak?" tanya Bamsoet saat memimpin sidang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8). 

Tindakan Bamsoet ini dianggap sebagai bentuk pengakuan terhadap Bahlil yang saat ini menjadi calon kuat untuk menduduki kursi nomor satu di Golkar.

Nama Bamsoet, Agus, dan Bahlil sendiri memang telah disebut-sebut sebagai kandidat yang potensial untuk memimpin Partai Golkar. 

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketua Umum Golkar: Dampaknya terhadap Peta Politik Pilkada dan Dinamika Partai

BACA JUGA:Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar: Munas 20 Agustus Pilih Ketua Umum Partai Beringin yang Baru

Sebelumnya, Bamsoet sempat menyatakan bahwa dirinya akan berkomunikasi dengan Agus dan Bahlil untuk membicarakan kemungkinan maju bersama sebagai calon Ketua Umum. 

"Kami akan bertemu lagi untuk memutuskan siapa di antara kami yang akan maju," ungkap Bamsoet pada Kamis (15/8).

Musyawarah Nasional Golkar, Penentu Pucuk Pimpinan Baru

Partai Golkar akan menentukan pucuk pimpinan barunya melalui forum Musyawarah Nasional (Munas) yang dijadwalkan berlangsung pada 20-21 Agustus 2024. 

Munas ini menjadi momen krusial bagi Golkar untuk menentukan arah kepemimpinan partai ke depan, terutama setelah Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari jabatannya.

Kategori :