PALPOS.ID - Mantan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi Dapat Tugas Khusus di Luar Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Ketua Gugus Tugas Sinkronisasi pemerintahan Prabowo-Gibran, Sufmi Dasco Ahmad, mengungkapkan sejumlah nama yang dipersiapkan untuk mendapatkan tugas khusus di luar kabinet pemerintahan periode 2024-2029.
Salah satu nama yang mencuat adalah mantan Gubernur Lampung dan politikus Golkar, Arinal Djunaidi.
Dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Dasco menyebutkan bahwa Arinal Djunaidi akan mendapatkan penugasan khusus di luar kabinet, namun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jenis tugas tersebut.
BACA JUGA:Prabowo Subianto Menyindir PDIP yang Merasa Ditinggalkan Partai Lain:
BACA JUGA:Prabowo-Gibran Targetkan Kapitalisasi Pasar Modal Rp22.000 Triliun pada 2027: Melampaui Roadmap OJK
Dasco hanya menegaskan bahwa selain profesional, beberapa tokoh juga akan diberikan penugasan khusus, termasuk Arinal.
"Nah, selain profesional, ada juga yang akan mendapat penugasan-penugasan khusus, beberapa orang, di antaranya mantan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi yang akan mendapat penugasan khusus di luar kabinet," kata Dasco.
Arinal Djunaidi dikenal sebagai pemimpin yang sukses selama menjabat sebagai Gubernur Lampung. Visi 'Rakyat Lampung Berjaya' yang diusungnya dianggap berhasil membawa perubahan positif bagi provinsi tersebut.
Keberhasilannya dalam memimpin Lampung membuat Arinal menjadi salah satu tokoh yang dianggap layak untuk mendapatkan penugasan khusus di pemerintahan Prabowo-Gibran, meskipun bukan sebagai bagian dari kabinet.
BACA JUGA:Rencana Kenaikan Gaji PNS 2025: Menanti Keputusan Presiden Terpilih Prabowo Subianto
BACA JUGA:Hj Lucianty dan Syaparuddin dapat Restu dari Prabowo Subianto Maju di Pilkada Muba 2024
Tantangan Koalisi Gemuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Namun, di balik persiapan penugasan khusus dan penyusunan kabinet, pemerintahan Prabowo-Gibran juga dihadapkan pada tantangan besar.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menyoroti kemungkinan terbentuknya koalisi gemuk dengan bergabungnya Partai Nasdem, Perindo, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).