Megawati Sindir Pemerintahan Jokowi: Utang Menggunung, Pendapatan Negara Seret, Rakyat Makin Terpuruk

Jumat 23-08-2024,16:43 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

PALPOS.ID - Megawati Sindir Pemerintahan Jokowi: Utang Menggunung, Pendapatan Negara Seret, Rakyat Makin Terpuruk.

Dalam sebuah pernyataan yang mengguncang panggung politik Indonesia, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kembali melontarkan kritik keras terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Kali ini, kritik Megawati berfokus pada masalah ekonomi, terutama terkait dengan utang negara yang terus meningkat dan dampaknya terhadap kondisi ekonomi rakyat. 

Sindiran ini datang di tengah situasi ekonomi yang semakin sulit, dengan ribuan pekerja yang kehilangan pekerjaan akibat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan harga pangan yang terus merangkak naik.

BACA JUGA:Calon Kepala Daerah 2024: Megawati Umumkan 169 Cagub-Cawagub, Cabup-Cawabup dan Cawako-Cawawako di Pilkada

BACA JUGA:Isu PDIP Diambil Alih: Megawati Batal Pensiun dan Siap Jadi Ketua Umum Lagi

Utang Negara yang Membebani

Dalam kesempatan yang diadakan di DPP PDI Perjuangan pada Kamis (22/8), Megawati mengkritisi kondisi ekonomi Indonesia yang menurutnya semakin memburuk. 

Salah satu poin utama yang disoroti adalah utang pemerintah yang mencapai angka Rp8.338,43 triliun pada April 2024, atau setara dengan 38,64% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. 

Utang yang terus membengkak ini, menurut Megawati, telah menjadi beban berat bagi rakyat Indonesia.

"Utang ini terus bertambah, tapi pendapatan negara tidak sebanding dengan kebutuhan untuk melunasi utang tersebut. Akibatnya, rakyat yang harus menanggung bebannya," ujar Megawati dengan nada tegas.

BACA JUGA:Megawati Kritisi Kebijakan Presiden Jokowi Bagi-bagi Izin Usaha Tambang ke Ormas Keagamaan

BACA JUGA:Megawati Umumkan Calon Kepala Daerah Usungan PDIP Secara Bertahap Mulai Akhir Juli hingga Awal Agustus

Menurut Megawati, dampak dari utang yang menggunung ini terasa langsung oleh masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang terdampak PHK massal. 

Salah satu contoh yang dia berikan adalah di Garut, Jawa Barat, di mana banyak pabrik sarung yang tutup, menyebabkan ribuan pekerja kehilangan pekerjaan. 

Kategori :