PALPOS.ID - PDIP Belum Deklarasikan Anies di Pilkada Jakarta: Megawati Minta Semua Calon Tidak Mendompleng Saja.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali menjadi sorotan publik usai batal mengumumkan pasangan calon yang akan diusung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.
Spekulasi mengenai dukungan PDIP kepada Anies Rasyid Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, yang semula dikabarkan akan berpasangan dengan aktor senior sekaligus politisi PDIP, Rano Karno, akhirnya terbantahkan.
Dalam pidato politik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, nama Anies-Rano yang sebelumnya santer dibicarakan tidak juga disebutkan.
BACA JUGA:Kader PDIP Muba Tolak Keputusan DPP: Surat Terbuka untuk Megawati Soekarnoputri
BACA JUGA:PDIP Sumsel Serahkan B.1.KWK untuk Enam Calon Kepala Daerah, Belum Tentukan Dukungan Pilgub 2024
Sebaliknya, PDIP hanya mendeklarasikan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk Provinsi Banten, yaitu Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi, serta pasangan calon untuk Jawa Tengah, Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi.
Pengumuman tersebut disertai dengan daftar calon bupati dan wali kota yang akan maju di berbagai daerah pada Pilkada 2024.
Di tengah suasana yang penuh dengan tanda tanya terkait batalnya pengumuman Anies-Rano, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pernyataan tegas.
Dia mengingatkan agar para calon yang tidak sejalan dengan visi dan kebijakan PDIP lebih baik meninggalkan partai tersebut.
BACA JUGA:PDIP Resmi Dukung Airin-Ade di Pilgub Banten 2024 Tanpa Restu Golkar
"Ini semuanya saya ajarin, siapa yang gak mau nurut, out, gitu aja. Saya pusing, karena maunya, mau ikut di PDI Perjuangan atau mau dompleng aja," ujar Megawati dengan nada tegas dalam acara yang digelar di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Pesan Megawati: Konsistensi dan Komitmen Penuh pada PDIP
Megawati, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), menyampaikan ketidakpuasannya terhadap calon-calon yang hanya menjadikan PDIP sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan tanpa benar-benar berkomitmen pada nilai-nilai yang diusung partai.