Wilmar Padi Indonesia Dorong Petani Banyuasin Tingkatkan Produktivitas: Upaya Mewujudkan Kemandirian Pangan

Kamis 29-08-2024,17:31 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

Anwar, Ketua Kelompok Tani Karya Bersama di Desa Sungai Rebo, Banyuasin I, menyatakan bahwa manfaat dari program kemitraan ini sangat dirasakan oleh para petani. 

"Sebelumnya, produktivitas kami hanya mentok di angka 4 ton per hektare karena kondisi lahan yang berupa rawa. Namun, setelah adanya pendampingan dari WPI, produktivitas kami bisa mencapai 5 ton per hektare. Ini dampaknya cukup luar biasa terhadap pendapatan kami," ujarnya.

BACA JUGA:Pria Diduga ODGJ warga Banyuasin Ditemukan Tewas di Mekar Sari, Rantau Alai OI

BACA JUGA:WPI Buktikan Komitmen Keberlanjutan di Banyuasin dengan Kontribusi Terhadap Ekonomi dan Lingkungan

Selain peningkatan produktivitas, program kemitraan ini juga memberikan dampak positif pada kondisi finansial para petani.

Melalui bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) seperti benih padi, pupuk, dan pestisida, petani kini tidak perlu lagi bergantung pada tengkulak atau menggunakan modal pribadi yang kerap kali terbatas untuk kebutuhan musim tanam. 

"Modal yang dulu kami gunakan untuk musim tanam, sekarang bisa kami alokasikan untuk keperluan keluarga lainnya," tambah Anwar.

Peran Penting Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah juga memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Bahrum Rangkuti, Camat Banyuasin I, menyambut baik kemitraan yang dijalin oleh WPI dengan para petani di wilayahnya. 

BACA JUGA:40 Tahun Menunggu: Herman Deru Hadiri Syukuran Pembangunan Jembatan Penghubung Kabupaten OKI-Banyuasin

BACA JUGA:Musi Banyuasin Bangga: Kuyung Kupek Muba Berjaya di Malam Pemilihan Putra-Putri Sriwijaya 2024

Menurut Bahrum, kemitraan ini tidak hanya membantu petani dalam pengadaan saprodi dengan harga distributor, tetapi juga memberikan pendampingan teknis yang sangat diperlukan. 

"Program ini diharapkan dapat membantu petani di wilayah kami untuk meningkatkan produksi pangan. Indeks pertanaman (IP) sekarang masih 100, ke depan diharapkan bisa menuju 200," kata Bahrum.

Bahrum juga menyoroti berbagai tantangan yang masih dihadapi petani, seperti masalah pengadaan pupuk, pengairan, dan pemilihan benih yang tepat. 

Oleh karena itu, ia berharap kemitraan ini dapat terus berkembang, dan perusahaan dapat memberikan lebih banyak bantuan, termasuk dalam bentuk alat dan mesin pertanian (alsintan), untuk memulai mekanisasi pertanian di wilayah tersebut.

BACA JUGA:Peresmian Gedung Konveksi di Lapas Kelas IIA Banyuasin: Langkah Strategis Menuju Pemberdayaan

Kategori :