Tim Kerja Pembangunan Zona Integritas juga berperan dalam memberikan bimbingan teknis dan dukungan kepada Lapas Lubuklinggau dalam proses perbaikan.
Mereka membantu dalam penyusunan dokumen yang diperlukan, memberikan pelatihan kepada pegawai, serta memastikan bahwa semua standar yang ditetapkan oleh Tim Penilai Nasional dapat dipenuhi.
Sebagai tambahan, Lapas Lubuklinggau juga berusaha untuk menerapkan berbagai inovasi dalam layanan publik mereka.
BACA JUGA: Kemenkumham Sumsel Lakukan Operasi JAGRATARA, Sasar Tenaga Kerja Asing
Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan, serta memberikan pengalaman yang lebih baik bagi masyarakat.
Hal ini termasuk penggunaan teknologi untuk mempermudah proses administrasi, serta peningkatan sistem komunikasi dengan masyarakat.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Lapas Kelas IIA Lubuklinggau berharap dapat memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan untuk meraih predikat WBK.
Predikat ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi Lapas Lubuklinggau untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan menerapkan prinsip-prinsip integritas dalam setiap aspek operasionalnya.
BACA JUGA: Kemenkumham Sumsel Akan Gelar Operasi JAGRATARA
BACA JUGA: Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Permenkumham tentang Pengesahan Koperasi
Dalam penutupan acara monev, Yulizar menekankan pentingnya kerja sama semua pihak dalam mencapai tujuan ini.
“Kami berharap seluruh jajaran Lapas Lubuklinggau dapat bekerja sama dengan baik, mengikuti semua petunjuk yang diberikan, dan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kerja keras dan dedikasi, kita yakin Lapas Lubuklinggau dapat meraih predikat WBK dan menjadi contoh bagi satuan kerja lainnya,” pungkasnya.
Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi pemasyarakatan.
Lapas Kelas IIA Lubuklinggau diharapkan dapat menjadi contoh sukses dalam penerapan prinsip-prinsip antikorupsi dan pelayanan publik yang berkualitas.