Setiap tahun, smelter ini diproyeksikan dapat memproses sekitar 600 ribu hingga 650 ribu ton katoda tembaga.
Manfaat Ekonomi dari Pembangunan Smelter
Investasi besar yang dikeluarkan untuk pembangunan smelter ini tidak hanya berdampak pada peningkatan produksi tembaga dan logam mulia, tetapi juga memberi manfaat langsung bagi perekonomian Indonesia.
Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi, menyebutkan bahwa smelter Freeport di Gresik mampu menghasilkan 60 ton emas dan 600 ribu ton tembaga setiap tahunnya.
"Dengan adanya smelter ini, kita tahu persis berapa banyak emas yang dihasilkan dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara," kata Bahlil dalam kuliah umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jawa Barat pada Juli 2024.
Selain itu, Bahlil menekankan bahwa pembangunan smelter merupakan langkah strategis untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya alam Indonesia.
Selama ini, pemerintah tidak pernah benar-benar mengetahui berapa banyak emas dan logam mulia lainnya yang diekspor oleh Freeport.
Dengan adanya smelter ini, data yang akurat mengenai produksi logam mulia akan tersedia, sehingga potensi pendapatan negara dapat dimaksimalkan.
Hilirisasi Sebagai Kunci Pertumbuhan Ekonomi
Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya hilirisasi sebagai bagian dari strategi besar pembangunan ekonomi Indonesia.
Hilirisasi, yang berarti pengolahan lebih lanjut bahan mentah di dalam negeri sebelum diekspor, bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk Indonesia di pasar internasional.
Hal ini terbukti efektif pada komoditas nikel, di mana Indonesia kini menjadi salah satu produsen terbesar dunia.
Kini, dengan pengoperasian dua smelter tembaga terbesar di dunia, Indonesia siap untuk menjadi pemain utama di sektor pertambangan tembaga global.
Program hilirisasi ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor produk yang bernilai tinggi.