Meskipun demikian, kekhawatiran atas peningkatan produksi dari negara-negara penghasil minyak besar seperti Arab Saudi telah membayangi upaya-upaya untuk mendorong harga lebih tinggi.
Dampak Perang dan Konflik di Timur Tengah
Yang menarik, konflik yang sedang terjadi di Timur Tengah tampaknya tidak memberikan dampak signifikan terhadap harga minyak.
BACA JUGA:Sungai Kelekar Tercemar Minyak Mentah, Wako Prabumulih Surati Pertamina Pusat
BACA JUGA:Tercemar Minyak Mentah, Warga Majasari Dilanda Ketakutan
Meskipun ketegangan di kawasan ini, termasuk serangan udara Israel di Beirut yang menargetkan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, tidak menyebabkan gangguan pasokan minyak.
Menurut Dan Yergin, wakil ketua S&P Global, “Perang di Timur Tengah sejauh ini tidak memengaruhi harga minyak secara signifikan karena tidak ada gangguan langsung pada produksi dan pasokan minyak dari kawasan tersebut.”
Yergin menambahkan bahwa meskipun ada konflik yang memanas, lebih dari lima juta barel kapasitas produksi minyak di Timur Tengah tetap tidak terganggu, yang menunjukkan betapa stabilnya pasokan minyak global meskipun dalam situasi geopolitik yang tegang.
Harga Minyak: Prospek di Masa Depan
Harga minyak mentah global diperkirakan akan tetap fluktuatif dalam beberapa bulan ke depan.
BACA JUGA:Harga Batu Bara Anjlok di Pasar Global: Terdampak Penurunan Permintaan Energi Fosil
BACA JUGA: LGMG Machinery Tawarkan Alat Berat Berkualitas untuk Pertambangan Batu Bara di Sumatera Selatan
Salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi harga minyak adalah keputusan OPEC+ terkait kebijakan produksi.
OPEC+ baru-baru ini menunda rencana untuk meningkatkan produksi dari Oktober ke Desember 2024.
Analis juga berspekulasi bahwa OPEC+ mungkin akan kembali menunda peningkatan produksi jika harga minyak tetap berada di level rendah.
Arab Saudi, sebagai salah satu anggota utama OPEC+, telah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan produksi meskipun hal ini bisa berakibat pada penurunan harga minyak dalam jangka waktu panjang.