Banteng Parlemen Jalanan: Andreas Okdi Priantoro, Sang Pejuang Wong Cilik di Kursi DPRD Palembang

Selasa 01-10-2024,06:32 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

Dalam berbagai kesempatan, Andreas menggunakan platform digital untuk menyuarakan kritik terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat kecil, serta mengadvokasi solusi yang lebih adil dan inklusif. 

Hal ini memperkuat posisinya sebagai sosok yang tidak hanya berjuang di jalanan, tetapi juga di dunia maya, menjadikannya ‘Banteng Parlemen Jalanan’ dalam arti yang lebih luas.

Peran sebagai Legislator: Mengubah Janji Menjadi Aksi

Kini, dengan posisi strategis sebagai anggota DPRD Kota Palembang, Andreas bertekad untuk membawa semangat perjuangan wong cilik ke parlemen. 

Menurutnya, kursi di parlemen bukanlah puncak karier politiknya, melainkan alat untuk mewujudkan perubahan yang nyata bagi masyarakat. 

Baginya, jabatan ini adalah amanah dari rakyat, terutama dari mereka yang selama ini merasa suaranya tidak didengar.

“Kursi di parlemen ini adalah alat untuk memastikan perubahan, bukan sekadar posisi kekuasaan,” kata Andreas. 

Ia juga menegaskan bahwa tanggung jawab sebagai legislator adalah memastikan kebijakan yang diambil benar-benar berpihak pada rakyat kecil. 

Andreas berkomitmen untuk tidak terjebak dalam birokrasi yang bertele-tele, dan akan fokus pada aksi nyata yang memberikan dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.

Sebagai Ketua BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana) DPC PDI Perjuangan Kota Palembang, Andreas juga kerap turun langsung ke lapangan untuk membantu masyarakat yang terkena bencana. 

Baginya, politik bukan hanya tentang perdebatan di gedung parlemen, melainkan juga aksi nyata di lapangan yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. 

Andreas menekankan pentingnya kehadiran fisik seorang legislator di tengah-tengah masyarakat yang diwakilinya.

Banteng Parlemen Jalanan: Simbol Harapan bagi Wong Cilik

Dengan kehadirannya di parlemen, Andreas Okdi Priantoro menjadi simbol harapan bagi kelompok marjinal yang selama ini merasa terpinggirkan. 

Ia bukan hanya mewakili mereka, tetapi juga menjadi bagian dari mereka. Andreas sering menyatakan bahwa perjuangannya untuk wong cilik bukan sekadar tugas, melainkan panggilan hidup.

"Saya bukan hanya mewakili mereka, saya adalah bagian dari mereka. Selama napas saya masih ada, maka tak pernah kubiarkan mereka berjalan sendiri," ucap Andreas dengan penuh semangat. 

Baginya, tanggung jawab sebagai wakil rakyat adalah memastikan bahwa perjuangan wong cilik terus berlanjut, baik di jalanan maupun di gedung parlemen.

Andreas juga dikenal sebagai sosok yang emosional dan berempati tinggi terhadap penderitaan rakyat. 

Kategori :