Fenomena Makan Tabungan di Indonesia: Ketua LPS Minta Masyarakat Tetap Tenang

Kamis 03-10-2024,10:00 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

Tabungan Rp 5 juta hingga Rp 10 juta: Tumbuh sebesar 6,16 persen.

Tabungan Rp 10 juta hingga Rp 25 juta: Pertumbuhan mencapai 5,28 persen.

Tabungan Rp 25 juta hingga Rp 50 juta: Tumbuh sebesar 5,73 persen.

Tabungan Rp 50 juta hingga Rp 100 juta: Tercatat pertumbuhan sebesar 5,19 persen.

BACA JUGA:Pj Wako Prabumulih Imbau Kades Prioritaskan Program Penanganan Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Esktrim

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jawa Timur: Usulan Otonomi Baru Kabupaten dan Kota Untuk Pengentasan Kemiskinan

Dari data tersebut, terlihat bahwa segmen masyarakat dengan tabungan menengah mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, sementara masyarakat dengan simpanan kecil menghadapi tantangan yang lebih besar.

Penyebab Fenomena Makan Tabungan

Fenomena ini dapat dihubungkan dengan beberapa faktor, terutama dampak dari pandemi yang berkepanjangan, inflasi, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang juga memengaruhi perekonomian nasional. 

Beberapa sektor usaha mengalami penurunan, yang berdampak pada pendapatan masyarakat, terutama di kalangan kelas menengah ke bawah. 

Akibatnya, sebagian besar masyarakat terpaksa mengandalkan tabungan mereka untuk bertahan hidup.

Selain itu, kenaikan harga kebutuhan pokok dan biaya hidup yang meningkat turut memperburuk situasi. 

Masyarakat yang tadinya memiliki tabungan kecil harus menggunakan dana simpanan mereka untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, sementara sebagian yang lain mungkin tidak memiliki cukup dana sejak awal.

Namun, Purbaya mengingatkan bahwa fenomena ini tidak boleh disalahartikan sebagai tanda kegagalan ekonomi secara keseluruhan. 

"Kita perlu melihat gambaran yang lebih besar. Memang ada masyarakat yang terdampak, tetapi ada juga perbaikan dan pertumbuhan dalam segmen lainnya," tegasnya.

Harapan untuk Masa Depan: Tidak Perlu Panik

Kategori :