Ia menegaskan bahwa mereka sudah dinonaktifkan dari posisi masing-masing, dan saat ini kasus tersebut telah diserahkan kepada aparat penegak hukum untuk diproses lebih lanjut.
BACA JUGA:Remajakan Ribuan Hektare Sawit Rakyat, Bupati OKI Terima Anugerah Perkebunan dari Kementan
BACA JUGA:Horeee, Petani Sawit Prabumulih Dapat Bantuan Pupuk dan Pestisida Dari Kementan RI
"Ini sudah berproses di penegak hukum. Kami kawal. Hari ini kami copot yang bersangkutan. Nonaktif," tegasnya.
Amran menambahkan bahwa tidak ada toleransi bagi siapapun yang terbukti melakukan korupsi di kementeriannya.
"Selama kami masih ditakdirkan di sini, itu tidak ada kompromi bagi dia (koruptor)," lanjutnya dengan nada serius.
Ketiga ASN yang diberhentikan terdiri dari pejabat eselon II, eselon III, dan eselon IV, namun Amran enggan memberikan rincian lebih lanjut mengenai proyek spesifik yang terlibat dalam kasus ini.
BACA JUGA:BPDP-KS bersama Kementan Beri Pelatihan Kepemimpinan dan Komunikasi pada 25 Petani Sawit OKI Sumsel
BACA JUGA:Majukan Pertanian, Bupati OKI Terima Penghargaan dari Kementan
Meski demikian, ia menduga bahwa praktik permintaan komisi sudah berlangsung cukup lama di kalangan para pejabat ini.
"Untuk sementara, tiga orang ini sudah kami bebastugaskan. Kami tidak tahu pasti, tapi kelihatannya ini sudah lama, sudah kelakuan. Ada eselon 2, ada eselon 3, ada eselon 4," jelasnya.
Dugaan Praktik Suap yang Sudah Berakar
Amran Sulaiman juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kebiasaan buruk ini mungkin sudah menjadi praktik yang mengakar di lingkungan Kementerian Pertanian.
Permintaan fee dari proyek yang dikelola kementerian kemungkinan besar sudah menjadi tradisi yang sulit dihilangkan tanpa tindakan tegas.
BACA JUGA:Antisipasi Krisis Pangan Bupati Banyuasin Buka Dialog Bersama Kementan Pertanian
BACA JUGA:Remajakan Ribuan Hektare Sawit Rakyat, Bupati OKI Terima Anugerah Perkebunan dari Kementan
"Kami tidak tahu pasti seberapa lama ini sudah berlangsung, tetapi ini sudah menjadi kebiasaan. Ada eselon 2, eselon 3, dan eselon 4 yang terlibat," ujarnya.