Diperkirakan Sampai Awal November
PALEMBANG, PALPOS.ID– Bulan Oktober yang biasanya diidentikkan dengan musim hujan justru menghadirkan anomali cuaca tahun ini.
Panas menyengat kini melanda Palembang dan beberapa wilayah lain di Indonesia, seperti Jabodetabek hingga Nusa Tenggara. Siang dan malam terasa sama teriknya, membuat warga harus beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi dari biasanya.
Tak hanya siang hari, udara panas juga terus bertahan hingga malam, memaksa warga mencari cara untuk tetap nyaman.
"Air di penampungan yang biasanya dingin, sekarang tetap hangat bahkan sampai dini hari," keluh seorang warga Palembang. Akibatnya, penggunaan kipas angin dan AC meningkat drastis, dan banyak orang mengalami sulit tidur karena udara yang gerah.
Minim Awan, Cuaca Jadi Ekstrem
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengungkapkan bahwa cuaca panas ini disebabkan oleh minimnya pembentukan awan dan dominasi cuaca cerah.
“Sinar matahari langsung mengenai permukaan bumi tanpa banyak hambatan, sehingga suhu siang hari terasa sangat terik,” jelas Andri.
Selain itu, wilayah selatan Indonesia sedang mengalami masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, sehingga cuaca cenderung cerah di pagi hingga siang hari dengan kemungkinan hujan sporadis pada sore atau malam. Rendahnya kelembapan udara juga menghambat pembentukan awan konvektif yang biasanya membantu menurunkan suhu.
BMKG memprediksi bahwa wilayah Palembang akan mulai mengalami hujan pada awal November, dan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2025. "Beberapa wilayah Sumatra seperti Sumatra Utara sudah mengalami hujan, berbeda dengan Palembang yang masih terasa panas," tambah Andri.
BACA JUGA:FUSO Truck Campaign 2024 Digelar di Palembang: Memperkuat Hubungan dengan Konsumen Kota Palembang
El Nino Perparah Panas di Indonesia
Fenomena El Nino yang tengah berlangsung turut memperburuk kondisi cuaca di Indonesia. BMKG memprediksi bahwa El Nino dengan intensitas moderat hingga kuat ini akan memperpanjang musim kemarau dan mengurangi curah hujan di beberapa wilayah.
“El Nino membuat udara lebih kering dan suhu lebih panas, terutama di wilayah selatan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” jelas Andri. Hal ini membuat awal musim hujan di Palembang dan sekitarnya menjadi lebih lambat dari biasanya. Warga pun berharap kedatangan hujan segera membawa kesejukan setelah berminggu-minggu diterpa panas ekstrem.