Piutang Pembiayaan Adira Finance Capai Rp57 T, Tumbuh 7% hingga September 2024

Jumat 01-11-2024,16:00 WIB
Reporter : Erika
Editor : Romi

JAKARTA,PALPOS.ID – Ketidakpastian ekonomi global terus berlanjut dengan berbagai tantangan seperti eskalasi ketegangan geopolitik, penurunan aktivitas manufaktur di Asia, dan melemahnya permintaan di pasar global, terutama dari China.

Namun, di tengah tantangan ini, terdapat secercah harapan dari stabilisasi pasar keuangan global yang dipicu keputusan Federal Reserve Amerika Serikat menurunkan suku bunga menjadi 4,75%-5,00% pada September 2024. Langkah ini diharapkan mengurangi tekanan likuiditas secara global.

Indonesia turut merasakan dampak dari ketidakpastian global ini, terutama pada sektor manufaktur dan penurunan jumlah kelas menengah, yang berpotensi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal III-2024.

Namun, Kementerian Keuangan optimis bahwa perekonomian Indonesia tetap tumbuh di kisaran 5% dengan inflasi terjaga pada level 2,51%. Nilai tukar Rupiah bahkan menunjukkan tren positif, menguat hingga Rp15.260 per Dolar AS selama tiga bulan terakhir. Melihat stabilitas ini, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI7DRR sebesar 25 basis poin menjadi 6,00% pada September 2024.

BACA JUGA:Tingkatkan Daya Saing, BRI Peduli Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Halal UMKM dari Berbagai Daerah

Meski kondisi ekonomi domestik masih menantang, berbagai sektor bisnis terus beradaptasi, termasuk industri otomotif yang lesu hingga September 2024. Penjualan ritel mobil baru turun 12% secara tahunan (y/y) menjadi 657 ribu unit, sementara penjualan sepeda motor baru justru meningkat 5% menjadi 4,7 juta unit.

Adira Finance, sebagai salah satu perusahaan pembiayaan terkemuka di Indonesia, turut terdampak oleh tren ini. Menurut Dewa Made Susila, Direktur Utama Adira Finance, pembiayaan baru di segmen otomotif turun 9% y/y menjadi Rp27,8 triliun pada sembilan bulan pertama 2024 (9M24), sejalan dengan kelesuan industri otomotif.

Meski begitu, Adira Finance mencatat pertumbuhan positif di sektor non-otomotif, dengan pembiayaan baru di segmen ini mencapai Rp6,8 triliun, di mana segmen multiguna berkontribusi terbesar. Total piutang pembiayaan yang dikelola pun tumbuh 7% y/y menjadi Rp56,6 triliun.

Di tengah tantangan ekonomi, Adira Finance juga menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan energi bersih dengan menyediakan pembiayaan untuk kendaraan listrik (EV) yang mencakup sepeda motor dan mobil. Sepanjang 9M24, Adira Finance menyalurkan pembiayaan baru EV mencapai Rp290 miliar.

BACA JUGA:Senator asal Sumsel dr Ratu Tenny Leriva Dukung Program Sedekah Sampah Untuk Pendidikan

Secara regional, pembiayaan baru Adira Finance di Sumatera Bagian Selatan mencapai Rp1,8 triliun hingga September 2024, dengan segmen otomotif menyumbang 73% dan non-otomotif 27%.

Selain itu, perusahaan memperluas jaringan bisnis secara selektif dengan total 484 cabang, termasuk cabang syariah. Di sisi digital, Adira Finance memperkuat platform seperti Adiraku, momobil.id, momotor.id, dan dicicilaja.com untuk mempermudah pelanggan mengakses layanan pembiayaan.

Untuk mendukung sektor UMKM, Adira Finance mengadakan Adira Festival Pasar Rakyat (FPR) yang berlangsung dari Agustus hingga Desember 2024 di berbagai daerah.

Melalui program ini, Adira Finance hadir untuk mendorong ekonomi pasar, membangun hubungan dengan komunitas, dan mendukung keberlanjutan.

BACA JUGA:Gapasdap Minta Kesiapan Kapal Angkut Bahan Makanan Program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo

Kategori :