Menurutnya, tindakan panitia yang menyulitkan wartawan tersebut dapat dianggap sebagai bentuk penghalangan kerja jurnalistik yang bisa dilaporkan ke Dewan Pers atau kepolisian.
“Ini jelas tidak mencerminkan profesionalisme. Apakah setelah menjadi pejabat, mereka lupa dengan rekan-rekan seprofesi? Ini sungguh keterlaluan,” ucapnya dengan nada kesal.
KPU Sumsel Merespon Kritik dan Berjanji Perbaikan
Menanggapi berbagai kritik, Ketua KPU Sumsel Andika Pranata memberikan tanggapan singkat dan menyatakan terima kasih atas perhatian dan masukan dari rekan-rekan jurnalis.
Ia juga mengungkapkan komitmennya untuk memperbaiki situasi pada debat berikutnya agar lebih kondusif dan terbuka bagi media.
“Terima kasih atas masukannya, kami berharap debat terakhir bisa lebih baik,” kata Andika.
Tuntutan Transparansi dan Profesionalisme Panitia Debat
Insiden ini membuka diskusi tentang pentingnya transparansi dan profesionalisme dalam penyelenggaraan acara publik, terutama yang bersifat penting seperti debat Pilgub.
Terlebih, wartawan yang berperan sebagai penghubung informasi antara kandidat dan masyarakat harus dapat menjalankan tugasnya tanpa hambatan.
Jika insiden ini tidak diatasi dengan baik, bisa memunculkan citra buruk bagi panitia dan mempengaruhi pandangan publik terhadap KPU Sumsel.
Peran media dalam menjaga proses demokrasi yang sehat dan transparan merupakan hak yang diatur dalam undang-undang.
Untuk itu, KPU Sumsel dan panitia diharapkan melakukan evaluasi menyeluruh atas tata kelola akses media di acara-acara penting, khususnya debat publik.
Hal ini penting agar setiap wartawan yang ditugaskan meliput dapat menjalankan tugasnya dengan bebas dan adil, serta masyarakat memperoleh informasi secara menyeluruh dan akurat.