PSHT Berdiri Tahun 1922: Sejarah dan Dedikasi Panjang dalam Seni Bela Diri Tradisional

Kamis 14-11-2024,19:13 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

Organisasi ini pun resmi mendirikan Yayasan Setia Hati Terate (YSHT) pada tahun 1982, yang berfungsi sebagai badan hukum yang menaungi PSHT.

Eksistensi PSHT di Era Modern

Kini, PSHT memiliki lebih dari 10 juta anggota yang tersebar di 368 kabupaten/kota di Indonesia, 20 komisariat di perguruan tinggi, dan 33 cabang khusus di luar negeri. 

Seiring perkembangan zaman, PSHT tetap mempertahankan nilai-nilai luhur yang diajarkan pendiri serta menyesuaikan kurikulum pengajaran dengan kebutuhan era modern.

Pembinaan dan Pengajaran Pencak Silat di PSHT Materi pengajaran di PSHT terbagi menjadi tiga kelompok utama:

Kelompok Pencak Silat Ajaran (Pemula): Meliputi senam dasar, jurus, senam dan jurus toya, jurus belati, serta silat seni tunggal, ganda, dan beregu.

Kelompok Pencak Silat Prestasi: Diajarkan kepada para anggota yang ingin mengikuti kejuaraan dan kompetisi, yang menekankan pada teknik bertanding serta silat seni beregu.

Kelompok Pencak Silat Bela Diri Praktis: Memberikan keterampilan bela diri profesional dan teknik pertunjukan serta keterampilan khusus lainnya.

Filosofi dan Nilai-Nilai Ajaran PSHT

PSHT mengajarkan filosofi hidup yang mendalam melalui Ajaran Setia Hati, di mana anggota diharapkan mampu memahami diri sendiri dan selalu setia pada hati nurani. 

Salah satu nilai inti dalam ajaran ini adalah bahwa manusia hanya bisa dikalahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, bukan oleh sesama manusia. 

Selain itu, PSHT juga mengajarkan konsep Memayu Hayuning Bawana, yaitu cita-cita untuk menciptakan keindahan dunia dengan kontribusi positif kepada masyarakat, lingkungan, dan Tuhan.

Tantangan dan Peran PSHT dalam Pelestarian Pencak Silat

Sebagai salah satu organisasi pencak silat terbesar di Indonesia, PSHT menghadapi berbagai tantangan, mulai dari mempertahankan nilai-nilai tradisional di tengah modernisasi hingga menjaga eksistensi pencak silat sebagai warisan budaya bangsa. 

Keanggotaan yang semakin meluas menunjukkan antusiasme generasi muda terhadap pencak silat. 

Melalui PSHT, mereka tidak hanya belajar ilmu bela diri, tetapi juga mengembangkan karakter serta menanamkan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pendiri.

Sejak didirikan pada tahun 1922, PSHT terus berkomitmen dalam mengembangkan pencak silat sebagai bagian dari jati diri bangsa Indonesia. 

Organisasi ini tidak hanya sekadar tempat latihan bela diri, tetapi juga wadah pengembangan diri, karakter, dan moralitas bagi anggotanya. 

Dengan nilai-nilai persaudaraan dan filosofi yang diajarkan, PSHT telah mencetak generasi-generasi yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga bijaksana dalam menghadapi kehidupan.

Kategori :