AMSI dan UNESCO: Peran Media dalam Menjaga Demokrasi Pilkada 2024

Sabtu 16-11-2024,12:11 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

PALPOS.ID - AMSI dan UNESCO: Peran Media dalam Menjaga Demokrasi Pilkada 2024.

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bekerja sama dengan UNESCO mengadakan diskusi bertajuk “Peran Media dalam Pilkada 2024”. 

Acara ini dihadiri lebih dari 120 peserta, termasuk pemimpin media, jurnalis, akademisi, dan mahasiswa. 

Selain memperingati The International Day to End Impunity for Crimes Against Journalists pada 2 November lalu, diskusi ini menjadi bagian akhir dari program pengembangan kapasitas jurnalis yang didukung UNESCO melalui program #SocialMedia4Peace, didanai oleh Uni Eropa.

BACA JUGA:AMSI Sumsel Gelar Diskusi Publik dan Deklarasi Pilkada Damai: Antisipasi Informasi Hoaks Jadi Sorotan

BACA JUGA:Foto Ketua Bawaslu OKI dan Cawabup Abdiyanto Beredar di Medsos: AMSI Sumsel Tegaskan Hoaks

Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika, menekankan pentingnya kualitas jurnalisme dalam menghadapi Pilkada. 

“Jurnalisme berkualitas adalah fondasi demokrasi. Melalui program ini, kami mendukung anggota AMSI dalam memproduksi konten mendalam untuk isu-isu sensitif, khususnya menjelang Pilkada,” ujarnya.

Peran Media dalam Menjaga Demokrasi

Stephane Mechati, Wakil Kepala Misi Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, menyoroti peran penting media dalam menjaga demokrasi, terutama menghadapi tantangan global seperti populisme dan disinformasi. 

“Media adalah pilar demokrasi. Kolaborasi Uni Eropa dan UNESCO bertujuan memperkuat kapasitas jurnalis agar mereka dapat melindungi hak asasi manusia dan memberdayakan kelompok yang terpinggirkan,” katanya.

BACA JUGA:Konsisten Laksanakan Program PLN Peduli secara Optimal, AMSI Sumsel Beri Anugerah Penghargaan CSR Terbaik

BACA JUGA:PLN UID S2JB Raih Penghargaan CSR Terbaik pada AMSI Sumsel Awards 2024

Sejalan dengan itu, Direktur UNESCO Jakarta, Maki Katsuno-Hayashikawa, menjelaskan komitmen UNESCO dalam mempromosikan kebebasan pers dan keselamatan jurnalis. 

Rangkaian kegiatan ini diawali dengan pelatihan di tiga wilayah rentan konflik, yaitu Banda Aceh, Jakarta, dan Manado.

Fokusnya meliputi jurnalisme solusi, jurnalisme data, serta teknik debunking deep fake untuk menangani disinformasi.

Cerita dari Lapangan: Peliputan Isu Sensitif Pilkada

Kategori :