Kinerja perbankan di Sumatera Selatan pada tahun 2024 menunjukkan hasil yang positif. Salah satu indikatornya adalah pertumbuhan intermediasi perbankan yang tetap terjaga, ditambah dengan perbaikan kualitas kredit.
Hal ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan di daerah tersebut, yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, transaksi non-tunai di Sumsel terus menunjukkan tren peningkatan seiring dengan semakin meluasnya digitalisasi di berbagai sektor.
Digitalisasi transaksi keuangan ini tidak hanya mempermudah masyarakat dalam bertransaksi, tetapi juga memperkuat sistem pembayaran dan mendukung inklusi keuangan di Sumsel.
Meski demikian, kebutuhan akan uang tunai di masyarakat masih cukup tinggi, yang tercermin dari net outflow pada bulan Oktober 2024 sebesar Rp456 miliar.
BACA JUGA:Bank Indonesia Ungkap Kinerja Ekonomi Unggul Indonesia di Tahun 2023
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun digitalisasi berkembang pesat, uang tunai tetap memainkan peranan penting dalam perekonomian daerah.
Meskipun proyeksi ekonomi Sumsel cenderung optimis, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi agar perekonomian daerah dapat berkembang lebih kuat.
Salah satu tantangan utama yang harus segera ditangani adalah defisit neraca pangan. Secara musiman, Sumatera Selatan sering mengalami kekurangan pangan, terutama di daerah-daerah tertentu.
Hal ini disebabkan oleh ketergantungan pada pola produksi yang belum stabil dan ketidakseimbangan dalam distribusi pangan yang memadai.
Penyelesaian terhadap masalah ini perlu dilakukan melalui kerjasama antar pemerintah daerah, petani, dan pelaku usaha agar ketahanan pangan dapat terjaga dengan baik.
BACA JUGA:Indibiz Berikan Promo Spesial Hari Guru: Diskon hingga 10% untuk Langganan Sekolah Digital!
Selain itu, tingkat kemiskinan di Sumsel masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Menurut data terbaru, meskipun telah ada berbagai program untuk mengurangi angka kemiskinan, namun tantangan besar masih ada.