Tanggul laut Semarang-Demak tidak hanya menjadi bagian dari proyek jalan tol, tetapi juga solusi utama untuk mengatasi ancaman banjir rob yang sering melanda kawasan pesisir Semarang dan Demak.
BACA JUGA:Malas Isi E-toll, Brimo Jadi Solusi
BACA JUGA:Pilkada OKI 2024: Muchendi-Supriyanto Minta Masyarakat Jaga Persatuan, Tolak Isu Kesukuan dan Rasis
Infrastruktur ini dirancang untuk meningkatkan perlindungan terhadap kawasan pemukiman dan industri, sekaligus memperbaiki konektivitas wilayah melalui pembangunan tol.
Proyek ini juga bertujuan menciptakan kawasan yang lebih aman, efisien, dan mendukung pengembangan ekonomi lokal.
Jalan tol yang dirancang bersamaan dengan tanggul laut ini direncanakan selesai pada tahun 2025, dan diharapkan menjadi contoh proyek infrastruktur berkelanjutan di Indonesia.
"Kami ingin membuktikan bahwa teknologi modern dapat bersinergi dengan kearifan lokal untuk menghasilkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan," tambah Kepala BBPJN.
BACA JUGA:Pj Bupati Muba Dukung Penuh Percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
BACA JUGA:Menteri PU: Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Ditargetkan Segera Rampung
Antusiasme Masyarakat Lokal
Penggunaan bambu dalam proyek ini juga disambut antusias oleh masyarakat sekitar.
Sutikno, seorang petani bambu asal Demak, menyampaikan rasa bangganya.
"Kami senang bambu yang kami tanam bisa menjadi bagian dari proyek besar ini. Semoga ke depan semakin banyak proyek yang memanfaatkan sumber daya lokal," ujarnya.
Masyarakat berharap proyek ini tidak hanya memberikan manfaat infrastruktur, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga setempat.
BACA JUGA:PTUN Jakarta Tolak Gugatan PDIP Terkait Pencalonan Gibran sebagai Wakil Presiden
Peningkatan permintaan bambu, misalnya, dapat mendorong pengembangan sektor pertanian dan kerajinan yang lebih luas.