Dosen Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung, Ranto, menilai bahwa PDIP sebaiknya mencari figur alternatif yang lebih dapat diterima masyarakat.
BACA JUGA:PTUN Jakarta Tolak Gugatan PDIP Terkait Pencalonan Gibran sebagai Wakil Presiden
BACA JUGA:PDIP Dapat Jatah Empat Kursi Ketua di 20 AKD DPR RI: Ini Penjelasan Lengkapnya
Ia mengingatkan bahwa kemenangan kotak kosong merupakan lonceng keras dari publik yang menolak kepemimpinan Maulan Aklil dan Mulkan.
“PDIP perlu menyiapkan kader dan figur baru untuk Pilkada Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka. Sentimen negatif terhadap Maulan Aklil dan Mulkan membutuhkan waktu lama untuk dipulihkan, setidaknya satu periode kepemimpinan kepala daerah,” ungkap Ranto pada Kamis, 5 Desember 2024.
Menurut Ranto, jika PDIP tetap mencalonkan Maulan Aklil dan Mulkan, partai berisiko kehilangan kepercayaan publik secara lebih luas.
"Kemenangan kotak kosong adalah sinyal bahwa masyarakat ingin perubahan. Jika dipaksakan, artinya PDIP gagal membaca aspirasi rakyat,” tambahnya.
BACA JUGA:Ahmad Muzani Tegaskan Tak Ada Kader PDIP di Kabinet Prabowo-Gibran
Tantangan Menuju Pilkada Ulang 2025
Pilkada ulang di Pangkalpinang dan Bangka yang dijadwalkan pada 27 Agustus 2025 menjadi momen penting bagi PDIP untuk memulihkan reputasi mereka di dua wilayah tersebut.
Pilihan paslon baru dapat menjadi solusi strategis untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Namun, tantangan besar tetap mengintai. Selain harus menemukan figur yang mampu memenangkan hati rakyat, PDIP juga perlu mengatasi dampak buruk dari kekalahan sebelumnya.
Proses konsolidasi internal dan komunikasi dengan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pada pilkada mendatang.
BACA JUGA:DPRD Kota Prabumulih Bentuk 5 Fraksi Periode 2024-2029, Fraksi PDIP Paling ‘Gendut’
BACA JUGA:SK Perpanjangan Kepengurusan PDIP Digugat ke PTUN: Berpotensi Ganggu Stabilitas Negara
Di sisi lain, Chico menegaskan bahwa PDIP akan lebih selektif dalam menentukan paslon ke depan.