CVT memanfaatkan dua katrol berbentuk kerucut yang dihubungkan oleh sabuk baja.
Rasio gigi berubah secara mulus dengan menggerakkan sabuk di antara katrol, memungkinkan mesin bekerja pada efisiensi maksimum tanpa perlu perpindahan gigi yang nyata.
BACA JUGA:Toyota Urban Cruiser: SUV Listrik Compact yang Siap Menggebrak Pasar Eropa
BACA JUGA:Camry XV80 Debut di Thailand, Kapan Hadir di Indonesia?
Keunggulan CVT:
-Efisiensi Bahan Bakar yang Unggul: CVT dirancang untuk menjaga mesin bekerja pada rentang efisiensi terbaiknya, mengurangi konsumsi bahan bakar.
-Percepatan yang Halus: Tidak ada hentakan saat mengganti gigi, memberikan pengalaman berkendara yang lebih lancar.
-Kinerja Optimal: CVT memungkinkan mesin tetap berada di titik daya terbaik (power band), menghasilkan akselerasi yang konsisten dan efisien.
BACA JUGA:SUV Mewah untuk Pemimpin Sejati: Hyundai Palisade Siap Mengaspal di Indonesia
BACA JUGA:Denza Z9 GT, Pesaing Serius Porsche Panamera Siap Hadir di Indonesia
Kekurangan:
-Beberapa pengemudi mengeluhkan pengalaman berkendara yang "terlalu halus" sehingga terasa kurang responsif.
-Biaya perbaikan lebih mahal jika terjadi kerusakan.
-Kurang ideal untuk pengemudi yang menyukai pengalaman berkendara tradisional dengan perpindahan gigi yang nyata.
Mana yang Terbaik untuk Anda?
BACA JUGA:Kemewahan dan Kecepatan: Lexus LM 500h Hadir dengan Mesin Turbo Hybrid Canggih