Namun, meskipun memiliki banyak keunggulan, ikan nila juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan.
BACA JUGA:Anggota DPRD Ogan Ilir Aktif Dikabarkan Main Proyek Kadin Pendidikan OI Angkat Bicara
BACA JUGA:Sepekan Satu Lansia dan Tiga Anak Tewas Tenggelam, Kapolres Ogan Ilir Beri Himbauan Ini
Salah satu kelemahan utamanya adalah tidak memiliki organ labirin, yaitu organ khusus yang memungkinkan ikan bernapas langsung dari udara seperti yang dimiliki oleh ikan lele, patin, atau gurami.
Akibatnya, ikan nila sangat bergantung pada ketersediaan oksigen terlarut dalam air untuk bertahan hidup.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri, terutama saat kualitas air memburuk.
Jika kadar oksigen di dalam air menurun drastis, misalnya akibat air menjadi keruh atau banyak mengandung lumpur, ikan nila akan menunjukkan perilaku naik ke permukaan untuk mencari oksigen tambahan.
Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan optimalnya dan bahkan meningkatkan risiko kematian jika kondisi air tidak segera diperbaiki.
Meskipun demikian, ikan nila tetap menjadi pilihan favorit dalam budidaya ikan air tawar.
Ketahanannya terhadap perubahan lingkungan dan kemampuannya tumbuh di berbagai kondisi perairan menjadikannya salah satu komoditas perikanan yang menjanjikan.
Dengan manajemen budidaya yang baik, termasuk menjaga kualitas air dan ketersediaan oksigen, ikan nila dapat tumbuh dengan optimal dan menghasilkan panen yang melimpah.
Oleh karena itu, memahami keunggulan dan kelemahan ikan nila sangat penting bagi para pembudidaya.
Dengan pengetahuan yang tepat, mereka dapat mengelola budidaya secara efisien untuk menghasilkan ikan nila yang sehat, berkualitas, dan bernilai ekonomi tinggi.*