"Memang kemarin-kemarin tidak berani jualan, soalnya takut juga ada larangan pengecer dilarang jual LPG 3 kg," ujarnya.
BACA JUGA:Tiga Perwira di Polres Lubuklinggau Berganti Kasat Reskrim Dijabat AKP M Kurniawan Azhar
BACA JUGA:Bukit Sulap
Hari ini Soleha baru berani jual LPG lagi, dengan tarif Rp40 ribu per tabung.
"Sekarang masih Rp40 ribu, nanti kalau sudah banyak yang jual lagi mungkin bisa turun lagi, ini masih mahal karena kami juga masih susah dapatkan barangnya," ujar Soleha.
Mengenai pangkalan yang menyuplai, Soleha enggan jujur.
Soleha mengaku mendapatkan LPG tersebut dengan mengumpulkan dari beberapa pangkalan.
Terpisah, Eko, salah satu pangkalan yang ada di Kelurahan Megang, mengungkapkan bahwa jatah pangkalan hanya 230 setiap minggunya.
"Masuknya seminggu sekali 230 tabung," ujarnya.
Pada jadwal terakhir distribusi LPG 3 kg yang masuk ke pangkalan miliknya hanya butuh waktu 2 jam untuk menjual 230 tabung tersebut.
"LPG belum masuk warga sudah ramai antri, kami juga kewalahan melayani pembeli dan hari itu juga langsung habis, cuma butuh waktu sekitar 2 jam untuk menjual semuanya," terang Eko.
Dikatakan Eko, mereka juga kewalahan menghadapi antrian warga dan ada rasa was-was juga kalau sampai ada yang tidak kebagian.
"Takut nanti dilempar atau warga anarkis," pungkasnya.
Kondisi tersebut tentunya diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi pejabat negara dan pihak berwenang lainnya agar mengambil kebijakan yang tepat untuk semua pihak agar kebijakan yang dikeluarkan bisa menjadi solusi bukan justru menjadi berkembangnya Masalah baru.*