PALEMBANG, PALPOS.ID – Tragedi menyelimuti keluarga Reno Sandika (15), seorang pelajar SMP Azharyah 12 Ulu, setelah ia ditemukan tak bernyawa di Sungai Musi oleh Tim SAR gabungan pada Selasa (11/02/2025). Reno sebelumnya dilaporkan tenggelam saat berenang di sekitar Dermaga Penumpang 16 Ilir, Palembang.
Kepala Kantor SAR Palembang, Raymond Konstantin, S.E., membenarkan penemuan jasad korban. *“Benar, korban atas nama Reno Sandika telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,”* ujarnya.
Sejak laporan diterima, Kantor SAR Palembang sebagai koordinator operasi pencarian membentuk dua tim Search and Rescue Unit (SRU). SRU 1 menyisir Sungai Musi ke arah timur laut menggunakan perahu karet, sementara SRU 2 melakukan pencarian ke arah barat daya dengan kapal RIB.
Setelah tiga hari pencarian tanpa lelah, akhirnya pada Selasa pagi sekitar pukul 08.00 WIB, tubuh Reno ditemukan mengapung di tepi sungai, tepatnya di Dermaga Pasir Sekanak, sekitar 1,5 kilometer dari lokasi awal kejadian.
Tim segera mengevakuasi jasad korban dan membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang menggunakan ambulans untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan ditemukannya korban, operasi SAR resmi ditutup dan seluruh personel yang terlibat dikembalikan ke satuan masing-masing.
Kejadian tragis ini bermula pada Minggu siang sekitar pukul 14.00 WIB. Reno bersama adiknya, Rifki Sandika (13), dan seorang temannya, Kafi (14), pergi ke Dermaga 16 Ilir setelah berjualan kantong plastik di pasar. Mereka bertiga kemudian memutuskan untuk berenang di Sungai Musi.
Saat asyik berenang, celana Reno tiba-tiba terlepas dan hanyut terbawa arus. Berusaha mengambil kembali celananya, Reno menyelam, tetapi ia tak kunjung muncul ke permukaan.
Adiknya, Rifki, yang menyadari kakaknya tak muncul, segera meminta bantuan warga sekitar. Sayangnya, meski sudah dilakukan pencarian awal, Reno tak juga ditemukan hingga akhirnya Tim SAR dikerahkan.
BACA JUGA:PLN UID S2JB Gelar Apel Peringatan Bulan K3 Nasional 2025
Operasi pencarian Reno melibatkan banyak pihak, termasuk Basarnas Kantor SAR Palembang, TNI AL, Polair Polda Sumsel, Polair Polrestabes, KPLP, PMI, serta warga setempat. Upaya keras dan koordinasi yang solid akhirnya membuahkan hasil, meski nyawa korban tak bisa diselamatkan.