Masyarakat Sipil Menduga Danantara Sebagai Alat Melanggengkan Industri Batubara

Kamis 13-03-2025,13:41 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

PALPOS.ID - Masyarakat Sipil Menduga Danantara Sebagai Alat Melanggengkan Industri Batubara.

Kelompok masyarakat sipil menilai rencana pemerintah menjadikan proyek Dimethyl Ether (DME) atau gasifikasi batubara dengan pembiayaan lewat Badan Pengelola Investasi Danantara merupakan langkah sesat.

Sejumlah organisasi masyarakat sipil yang bergabung dalam Sumatera Terang untuk Energi Bersih (STuEB) menilai langkah pemerintah yang tidak populis ini hanya bertujuan melanggengkan industri batubara.

Di mana salah satu target utama eksploitasi batubara adalah di Pulau Sumatera.

BACA JUGA:Permahi Nilai Vonis Hakim Terhadap Eks Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming Tidak Berdasar

BACA JUGA:Solidaritas Hakim Indonesia Gelar Aksi Mogok Massal: Tuntut Kenaikan Gaji dan Tunjangan

Konsolidator STuEB Ali Akbar mengatakan Danantara sebagai superholding seharusnya berfungsi menjaga stabilitas ekonomi dalam jangka panjang dengan investasi yang menyasar pada pengembangan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan. 

Ia mengambil contoh Temasek yang menyasar pada teknologi dan informasi yang pada masa depan akan terus dimanfaatkan dan terus bertumbuh. 

Sementara dengungan tentang wilayah investasi Danantara adalah hilirasasi pengelolaan sumber daya alam seperti batubara yang pada satu sisi akan habis dan pada sisi lain sudah dimusuhi secara global.

Ali mengatakan hal itu menanggapi langkah pemerintah mempercepat 21 proyek hilirarisasi, 4 diantaranya adalah proyek gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) senilai Rp180 triliun.

BACA JUGA:Operasi Gabungan Dishut Sumsel dan Jambi Tertibkan Sumur Minyak Ilegal di Hutan Harapan PT REKI

BACA JUGA:Dukung Pelestarian Keanekaragaman Hayati, Pertamina Bersama Dishut Sumsel Menanam 600 Bibit Pohon 

Pendanaan proyek ini akan berasal dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). 

Empat proyek DME ini diperkirakan berlokasi di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

“Investasi yang bertumpu pada sumber daya alam yang terbatas seperti batubara dapat dipastikan tidak akan berkelanjutan. Ketika dunia internasional sudah mundur dari investasi energi kotor justru Indonesia lewat Danantara melakukannya,” kata Ali.

Kategori :