Ia pun menyarankan agar masyarakat tidak menjadikan emas sebagai investasi jangka pendek.
BACA JUGA:Harga Emas Makin Mengkilap: Rekor Baru dan Prediksi Tembus USD 3.000
BACA JUGA:Rekor Terbaru Kenaikan Harga Emas Dunia Ditopang Pemangkasan Suku Bunga Bank Sentral AS
Bila seseorang membeli emas dan berencana menjualnya dalam hitungan minggu atau bulan, maka risikonya jauh lebih tinggi.
Tingginya harga emas saat ini didorong oleh gejolak geopolitik global, ketegangan di Timur Tengah, dan kekhawatiran resesi global.
Ditambah lagi, tingginya inflasi di Amerika Serikat dan melemahnya nilai dolar AS turut mempercepat kenaikan harga logam mulia.
Tetapi, kondisi ini bukan berarti akan bertahan selamanya.
BACA JUGA:Harga Emas Dunia Naik Signifikan: Diprediksi Sentuh Level 2.700 Dolar AS per Troy Ons
BACA JUGA:Misteri Penurunan Harga Emas Hari Ini: Apa yang Mendasarinya?
"Harga emas bisa saja kembali turun saat situasi ekonomi mulai stabil. Karena itu, jangan terlalu bergantung pada momen sekarang saja," jelas Drajad.
Selain itu, investasi emas juga memiliki risiko likuiditas.
Artinya, tidak semua investor bisa langsung mencairkan emas fisik dengan nilai pasar yang sesuai saat sedang membutuhkan dana.
Pandangan Robert Kiyosaki: Emas, Perak, dan Bitcoin adalah Asuransi, Bukan Sekadar Investasi
Sementara itu, Robert Kiyosaki, penulis buku finansial legendaris Rich Dad Poor Dad, tetap konsisten memandang aset riil seperti emas dan perak sebagai pelindung nilai.
BACA JUGA:Mau Beli Emas, Ayo Cek Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini di Pegadaian