3. Pilih Platform atau Produk yang Legal dan Terdaftar
Pastikan Anda berinvestasi melalui lembaga keuangan resmi yang terdaftar di OJK. Hindari penawaran emas digital dari platform tidak resmi.
4. Pertimbangkan Emas Fisik vs Emas Digital
Emas fisik cocok untuk investor konservatif, sementara emas digital lebih praktis untuk transaksi dan pencatatan.
5. Ketahui Waktu yang Tepat untuk Beli dan Jual
Waspadai euforia pasar. Ketika harga emas sedang tinggi, bukan berarti saat itu juga waktu terbaik untuk membeli. Lakukan riset sebelum memutuskan.
Reli harga emas tahun 2025 memang menggoda, tetapi bukan berarti tanpa risiko. Banyak investor pemula yang terjebak membeli di puncak harga dan menjual di dasar karena kurangnya strategi dan pemahaman.
“Jangan sampai kita ikut-ikutan beli emas saat semua orang juga beli, lalu panik ketika harganya turun. Itu bukan strategi investasi, itu spekulasi,” kata Drajad mengingatkan.
Di tengah dunia yang semakin tidak pasti, emas tetap menjadi instrumen investasi yang relevan—tetapi bukan tanpa risiko.
Kenaikan harga yang tajam bisa jadi diikuti oleh koreksi tajam pula. Karenanya, investasi emas tetap harus disertai dengan perencanaan matang, pengetahuan memadai, dan ekspektasi yang realistis.
Kombinasi pandangan dari ekonom seperti Drajad Wibowo dan tokoh finansial global seperti Robert Kiyosaki menggambarkan satu pesan penting: emas adalah alat perlindungan, bukan pelarian sesaat.
Bijaklah dalam berinvestasi, dan pastikan setiap keputusan diambil dengan perhitungan yang cermat.