PALPOS.ID - Pergerakan harga emas memang sangat menegangkan. Baru sehari terjun bebas, sekarang harga logam mulia tersebut kembali meroket.
Mengutip data Refinitiv, emas diperdagangkan di level US$ 3.229,49 per troy ons pada Senin sore pukul 16.14 WIB, naik tajam 1,75% dibandingkan penutupan Jumat lalu.
Bahkan, harga emas sempat menyentuh level intraday tertinggi sepanjang sejarah di angka US$ 3.245,42.
Kondisi ini cukup mengejutkan, sebab di pagi harinya, harga emas sempat turun 0,5% ke US$ 3.219,75 per troy ons.
BACA JUGA:Dukung Ketahanan Energi, FSRU Lampung Terima Pasokan LNG 130.000 M3 dari Bontang
Namun sentimen pasar dengan cepat berubah seiring pelemahan dolar AS dan kabar terbaru dari Gedung Putih mengenai kebijakan tarif.
"Pelemahan dolar AS telah membantu emas, namun berita tentang pengecualian tarif terhadap produk teknologi meningkatkan selera risiko dan menyebabkan permintaan aset safe haven seperti emas menurun," ujar Tim Waterer, Kepala Analis Pasar di KCM Trade.
Indeks dolar AS sempat anjlok ke titik terendah sejak April 2022, yakni di level 99,01, sebelum akhirnya ditutup lebih tinggi di 100,1 pada Jumat pekan lalu.
Kondisi ini turut mendorong daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap penurunan nilai dolar.
BACA JUGA:Proaktif Dalam Pelayanan Haji, BRI Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025
BACA JUGA:Sektor Jasa Keuangan di Sumbagsel Tumbuh dan Terjaga, Berikut Laporannya
Drama tarif antara AS dan China kembali menciptakan ketidakpastian tinggi.
Presiden AS Donald Trump sempat mengecualikan ponsel dan komputer dari tarif “resiprokal” AS, namun belakangan ditegaskan bahwa pengecualian tersebut hanya bersifat sementara.
"Ketidakpastian inilah yang bisa mendorong harga emas menuju US$ 3.300 dalam waktu dekat," lanjut Waterer.