Komunitas Pers dan UNESCO Perkuat Perlindungan Pers Mahasiswa di Era Digital

Minggu 04-05-2025,16:38 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

BACA JUGA:Pendekatan Humanis dan Persuasif,Bubarkan Kumpulan Remaja

BACA JUGA:Bupati OKU Hadiri Rapat Persiapan Peresmian Goa Harimau Sebagai Cagar Budaya Nasional

Namun di balik kemajuan teknologi, ada ancaman nyata terhadap kebebasan berekspresi.

“Tahun ini, Hari Kebebasan Pers Sedunia menyoroti pengaruh AI terhadap kebebasan berekspresi dan transformasi media secara global. Kita menyaksikan simetri kekuasaan baru antara korporasi teknologi besar dan komunitas lokal, yang juga kerap dimanfaatkan oleh negara untuk mengawasi dan menekan ruang sipil,” papar Ana.

Ia menekankan bahwa literasi digital dan media harus menjadi prioritas utama, termasuk untuk pers mahasiswa. 

UNESCO, kata Ana, berkomitmen untuk terus mendampingi pers kampus dalam mengembangkan kapasitas, menjaga keamanan digital, dan menegakkan etika jurnalistik.

Literasi Media dan Keamanan Digital Jadi Pilar Utama

Ana menggarisbawahi pentingnya literasi media dalam menghadapi era informasi yang rentan manipulasi. 

Ia menyebut bahwa kemampuan berpikir kritis, verifikasi fakta, dan navigasi platform digital adalah keterampilan mendasar yang harus dimiliki jurnalis muda saat ini.

“Literasi membantu kita mengenali dan memverifikasi informasi, serta membekali kita dengan kapasitas untuk berpikir kritis,” tegasnya.

Dalam konteks ini, UNESCO dan AJI turut menyiapkan berbagai program pelatihan literasi media, pelatihan keamanan digital, serta panduan etika jurnalistik yang khusus dirancang untuk komunitas pers mahasiswa.

Diskusi Panas dan Penuh Gagasan

Seminar nasional ini menghadirkan diskusi yang hangat namun produktif. 

Dimoderatori oleh Kepala Desk Humaniora Harian Kompas, Evy Rachmawati, acara ini menjadi panggung bagi para pembicara untuk menyuarakan pengalaman dan gagasan kritisnya.

Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, menyampaikan perlunya pengakuan formal terhadap eksistensi dan peran strategis pers mahasiswa. 

Ia mendorong agar kampus-kampus di Indonesia tidak hanya menjamin kebebasan akademik, tetapi juga memberikan ruang aman dan legal bagi jurnalisme kampus.

Kategori :