Kesepakatan ini mencakup kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat.
BACA JUGA:Menuju Pasar Global: Balai Karantina Fasilitasi Ekspor Serat Nanas Prabumulih hingga ke Spanyol
Kerja sama tersebut bukan hanya simbolis, melainkan menjadi fondasi penting dalam membangun sumber daya manusia yang paham terhadap isu-isu kekarantinaan, sekaligus memperkuat budaya riset dalam menangani masalah biosekuriti.
"Kami sangat mengapresiasi kontribusi dari para alumni Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas Sriwijaya yang telah bergabung dan turut aktif dalam pelaksanaan tugas-tugas karantina. Mereka adalah contoh nyata dari sinergi antara akademisi dan praktisi," ucap Sri Endah dengan penuh semangat.
Lebih lanjut, Kepala Karantina Sumsel mengajak mahasiswa dan dosen untuk tidak berhenti pada pengembangan ilmu di kelas atau laboratorium saja, tetapi juga terlibat langsung dalam penyuluhan dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya karantina dan perlindungan hayati.
Ia menekankan bahwa masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya kepatuhan terhadap regulasi kekarantinaan, terutama dalam hal lalulintas komoditas pertanian dan perikanan yang rawan membawa hama penyakit berbahaya.
BACA JUGA:Trik Karantina Sumsel dan OJK Sumsel-Babel Siapkan Eksportir Baru Tembus Pasar Internasional
"Sosialisasi karantina harus menjadi bagian dari pengabdian masyarakat. Edukasi yang tepat kepada petani, nelayan, eksportir, hingga pelaku logistik sangat penting untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit sebelum produk dikirim ke luar daerah atau luar negeri," ujarnya.
Dukungan penuh terhadap kerja sama dengan institusi pendidikan tinggi juga datang dari Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean.
Ia menegaskan bahwa sinergi dengan perguruan tinggi merupakan salah satu pilar strategis dalam penguatan sistem kekarantinaan nasional.
Menurut Sahat, inovasi tidak bisa berjalan sendiri. Butuh dukungan dari riset ilmiah dan SDM yang kompeten untuk menjawab tantangan zaman, terutama dalam menghadapi ancaman biologis yang terus berkembang.
"Kolaborasi dengan perguruan tinggi akan memperkaya pendekatan yang kami miliki. Kami tidak hanya mendapatkan tenaga kerja terampil, tetapi juga mitra dalam penelitian dan pengembangan sistem kekarantinaan berbasis data dan teknologi," jelas Sahat dalam keterangannya beberapa waktu lalu.