Beberapa restoran juga mulai menawarkan kentang goreng dari bahan organik, ubi ungu, atau campuran sayuran lain sebagai alternatif yang lebih bergizi.
Kreativitas dalam penyajian kentang goreng juga semakin berkembang.
Di Korea Selatan, kentang goreng sering disajikan dengan taburan keju leleh dan saus pedas.
Sementara di Kanada, poutine—kentang goreng yang disiram saus gravy dan keju—menjadi favorit sepanjang masa.
Di Indonesia, varian kentang goreng dengan sambal matah atau bumbu rendang menjadi bukti adaptasi cita rasa lokal yang unik.
Melihat perkembangannya, kentang goreng tak sekadar makanan ringan biasa.
Ia telah menjelma menjadi simbol globalisasi budaya makan, sekaligus medium kreasi tanpa batas di dunia kuliner.
Dari anak kecil hingga orang dewasa, dari jalanan kota hingga restoran bintang lima, kentang goreng selalu punya tempat tersendiri di hati para pecinta makanan.
Dengan tren makanan yang terus berubah dan permintaan konsumen yang semakin beragam, masa depan kentang goreng tampaknya tetap cerah.
Inovasi dan adaptasi adalah kunci, dan kentang goreng telah membuktikan dirinya sebagai camilan yang mampu bertahan melintasi zaman dan budaya.*