Bahkan ada pesanan dari Malaysia dan Singapura juga,” ujarnya.
Platform seperti Instagram dan TikTok menjadi media promosi utama.
Video pendek yang menampilkan proses pembuatan kue rambutan dengan musik latar kekinian terbukti sangat efektif menarik minat pembeli.
Ditambah lagi, kemasan lucu dan ramah lingkungan menjadi nilai tambah yang menarik minat konsumen muda.
Meski peluang bisnisnya menjanjikan, kue rambutan juga menghadapi tantangan.
Salah satunya adalah mempertahankan kualitas dan konsistensi rasa, terutama jika sudah diproduksi dalam skala besar.
Selain itu, tren kuliner cepat berubah, sehingga pelaku usaha harus terus berinovasi agar tetap relevan.
Namun, dengan kreativitas dan strategi pemasaran digital yang tepat, kue rambutan diprediksi masih akan terus populer, setidaknya dalam beberapa tahun ke depan.
Tidak hanya sebagai camilan rumahan, tetapi juga sebagai oleh-oleh khas dan suguhan pesta.
Dengan segala keunikan dan potensi ekonominya, kue rambutan tidak sekadar camilan musiman, tapi bisa menjadi simbol baru inovasi kuliner Indonesia.
Si kecil berbentuk buah ini berhasil mencuri perhatian — dan mungkin, hati — para pecinta kuliner dari berbagai generasi.*