Namun dari kekalahan itu, pelajaran penting muncul. Pada laga berikutnya melawan Bahrain, Kluivert mengembalikan formasi Trio JJR.
BACA JUGA:Portugal Akhiri Kutukan 25 Tahun, Kalahkan Jerman 2-1 dan Lolos ke Final UEFA Nations League
BACA JUGA:IFAB Resmi Klarifikasi Aturan Double Touch Penalti
Hasilnya langsung membaik: kemenangan 1-0 dan clean sheet.
Eksperimen yang gagal menjadi titik balik Kluivert untuk memahami nilai strategis dari kombinasi Hubner, Idzes, dan Ridho.
Mereka tak hanya menjanjikan kestabilan, tapi juga sudah terbukti secara statistik. Dalam lima pertandingan penting, Indonesia selalu menang tipis tanpa kebobolan saat JJR dimainkan penuh.
Tembok Pertahanan yang Tak Tergantikan
Laga terakhir kontra China pada 5 Juni 2025 kembali menegaskan pentingnya Trio JJR.
Meski menghadapi lawan dengan kualitas serangan tinggi, Indonesia tetap menang 1-0 tanpa kebobolan.
Ini menjadi clean sheet kelima yang diraih ketika JJR tampil bersamaan sebagai starter.
Lebih dari sekadar statistik, Trio JJR telah menjadi simbol identitas permainan baru Indonesia.
Mereka menunjukkan bagaimana warisan taktik dari Shin Tae-yong tetap relevan dan bahkan dilanjutkan secara cerdas oleh Patrick Kluivert.
Dengan kestabilan yang ditunjukkan, sulit membayangkan lini belakang Timnas Indonesia tanpa salah satu dari mereka.
Hingga kini, tidak ada kombinasi lain yang bisa menyamai efektivitas JJR dalam menjaga pertahanan Garuda.
Kolaborasi ini pun menjadi cerminan keberhasilan regenerasi yang tak hanya mengandalkan pemain muda, tetapi juga menyatukan mereka dalam sistem yang matang.
JJR bukan sekadar trio bek tengah—mereka adalah fondasi identitas Timnas Indonesia yang baru, kokoh, dan siap bersaing di level Asia.*