PALPOS.ID — Di tengah maraknya makanan ringan modern yang didominasi oleh produk-produk luar negeri maupun camilan kekinian, salah satu camilan tradisional khas Indonesia kembali mencuri perhatian masyarakat, yaitu kuping gajah.
Bentuknya yang unik menyerupai pola spiral seperti telinga gajah, serta rasa manis gurih yang khas, membuat makanan ringan ini kembali digemari oleh berbagai kalangan, terutama generasi muda yang mulai melirik kembali warisan kuliner Nusantara.
Kuping gajah merupakan camilan tradisional berbahan dasar tepung terigu, gula, dan margarin.
Ciri khasnya terletak pada motif spiral berwarna cokelat dan putih, yang dihasilkan dari adonan berlapis dengan campuran bubuk cokelat.
BACA JUGA:Gulai Belacan: Warisan Rasa Melayu yang Terus Menggugah Selera
BACA JUGA:Sate Kepal Daging Kambing, Sajian Lezat yang Cocok untuk Segala Suasana
Meskipun tampilannya sederhana, proses pembuatannya cukup memerlukan ketelatenan dan teknik tertentu agar motif spiral terlihat jelas dan tekstur tetap renyah setelah digoreng.
Menurut Siti Aminah (52), seorang pengrajin kue tradisional di kawasan Kotagede, Yogyakarta, kuping gajah sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
“Ini jajanan sejak zaman saya kecil. Dulu sering dijual di pasar-pasar atau saat Lebaran.
Sekarang, alhamdulillah mulai naik lagi. Banyak anak muda yang beli buat oleh-oleh atau untuk camilan di kafe-kafe,” ujarnya saat ditemui di rumah produksinya, Kamis (5/6).
BACA JUGA:Resep Sate Klathak Kambing ala Aini, Lezatnya Bikin Ketagihan!
BACA JUGA:Resep Sate Kambing Empuk, Cuma Pakai Tiga Bahan Utama Ini!
Menariknya, tren kebangkitan kuping gajah ini tidak hanya terjadi secara lokal.
Di berbagai platform belanja online, seperti Tokopedia, Shopee, hingga TikTok Shop, camilan ini mengalami peningkatan permintaan yang signifikan sejak awal tahun 2024.
Banyak pelaku usaha kecil menengah (UKM) mulai mengemas kuping gajah dalam kemasan yang lebih modern dan menarik, bahkan dengan berbagai varian rasa seperti keju, pandan, dan kopi.