Sayur Babanci, Warisan Kuliner Betawi yang Hampir Punah

Senin 09-06-2025,09:59 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

Daging sapi menjadi bahan utama, biasanya bagian sandung lamur atau iga, yang dimasak perlahan hingga empuk dan meresap bumbunya.

BACA JUGA:Resep Sate Klathak Kambing ala Aini, Lezatnya Bikin Ketagihan!

BACA JUGA:Resep Sate Kambing Empuk, Cuma Pakai Tiga Bahan Utama Ini!

Memasak Sayur Babanci bukan perkara mudah. Prosesnya bisa memakan waktu berjam-jam.

Kelapa parut harus disangrai hingga kecokelatan untuk membuat "serundeng", lalu dicampur dengan rempah-rempah halus yang telah ditumis terlebih dahulu.

Semua bahan ini kemudian direbus bersama santan kental dan potongan daging, menghasilkan kuah kental berwarna cokelat kemerahan yang kaya rasa.

Chef Ardiansyah, seorang pelestari kuliner Betawi dari komunitas Jajanan Betawi Asli, menyebutkan bahwa sulitnya menemukan beberapa bahan membuat Sayur Babanci semakin jarang ditemui.

“Bumbu seperti kedaung atau temu mangga sekarang sudah sulit didapat di pasar tradisional.

Kalau pun ada, harganya mahal karena langka,” katanya.

Beberapa komunitas dan pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga eksistensi Sayur Babanci.

Di Jakarta, festival makanan Betawi seperti “Festival Kuliner Betawi” atau “Lebaran Betawi” kerap menampilkan Sayur Babanci sebagai menu utama.

Kegiatan ini menjadi ajang edukasi sekaligus promosi kepada generasi muda.

Selain itu, beberapa restoran Betawi di Jakarta mulai berani menyajikan Sayur Babanci sebagai menu tetap, meski dengan harga yang relatif tinggi karena kompleksitas pembuatannya.

“Kami ingin anak-anak muda tahu bahwa kuliner Betawi itu tidak cuma kerak telor atau soto Betawi.

Sayur Babanci ini simbol kekayaan budaya kita,” ujar Yuliana, pemilik restoran Dapur Betawi di daerah Kemang.

Di tengah tren makanan cepat saji dan budaya serba instan, Sayur Babanci menghadapi tantangan besar.

Kategori :