Generasi muda yang lebih akrab dengan makanan Korea atau Jepang sering kali belum pernah mendengar nama makanan ini.
Belum lagi kesulitan dalam pelestarian karena minimnya dokumentasi resep asli.
Namun begitu, optimisme tetap ada. Media sosial mulai dimanfaatkan oleh pegiat kuliner untuk memperkenalkan kembali Sayur Babanci.
Video tutorial, blog makanan, hingga konten TikTok tentang masakan tradisional mulai mendapatkan perhatian.
“Kalau kita bisa bikin konten makanan viral dari luar negeri, kenapa enggak dari makanan kita sendiri?” kata influencer kuliner, Dimas Prasetya, yang memiliki lebih dari 200 ribu pengikut di Instagram.
Sayur Babanci adalah lebih dari sekadar makanan.
Ia adalah simbol identitas, sejarah, dan keberagaman rasa yang mencerminkan kekayaan budaya Betawi.
Di tengah tantangan modernisasi, Sayur Babanci mengingatkan kita bahwa kuliner adalah bagian dari warisan yang harus dijaga bersama.
Jika kita tak melestarikan, siapa lagi? Saatnya generasi muda kembali mencicipi dan mencintai Sayur Babanci — sebelum benar-benar hanya menjadi catatan dalam buku sejarah.*