Penerapan prinsip kehati-hatian, termasuk verifikasi kesehatan dan evaluasi risiko secara berkala.
BACA JUGA:Pendistribusian Hewan Kurban BSI Capai 15.272 Ekor di Iduladha 1446 Hijriah
Monitoring aktif terhadap nasabah non-performer sebagai bentuk penguatan manajemen risiko.
Potensi Pasar: 200 Ribu Pensiunan Siap Dikreditkan
Direktur Finance, Risk, and Operations Bank Mandiri Taspen Putu Apriyanto menyampaikan bahwa dari 565 ribu nasabah pensiunan, baru 300 ribu yang telah mengakses kredit.
Setelah proses klasifikasi risiko (RAC), terdapat 200 ribu pensiunan potensial untuk dikonversi menjadi nasabah kredit, dengan rata-rata plafon Rp 150 juta, sehingga menciptakan potensi ekspansi kredit sebesar Rp 3 triliun.
“Selain itu, 300 ribu nasabah eksisting juga memiliki potensi top-up kredit senilai Rp 8–9 triliun,” tambah Putu.
Strategi Meningkatkan Net Interest Margin dan Fee-Based Income
Bank Mantap juga fokus pada peningkatan Net Interest Margin (NIM) melalui smart pricing per wilayah dan prioritas sektor.
Dari sisi pendanaan, perbaikan struktur juga dilakukan dengan:
Akuisisi dana ritel berbiaya rendah (low cost fund).
Pengelolaan wholesale funding yang lebih efisien.
Sinergi dengan ekosistem Bank Mandiri dan PT Taspen.
Di samping itu, penguatan Fee-Based Income (FBI) menjadi prioritas dengan pemanfaatan kanal digital Movin dan aktivitas trading yang baru diluncurkan pada Maret 2025 sebagai sumber pendapatan berulang.
“Kami juga mengembangkan kemitraan strategis untuk memperluas customer base pensiunan dan memperbesar revenue source bank,” kata Putu.