Kabupaten Lahat & Empat Lawang: kaya akan batubara, hasil perkebunan kopi, dan buah-buahan dataran tinggi.
Kota Pagaralam: pusat pariwisata alam dan budaya, dengan potensi agrowisata yang menjanjikan.
Kabupaten Kaur & Seluma: terkenal dengan pantai-pantai indah dan perikanan laut yang melimpah.
Kabupaten Bengkulu Selatan: kawasan agraris dengan produk unggulan seperti kopi robusta dan cengkeh.
Dengan sinergi potensi ini, Provinsi Palapa Selatan bisa menjadi provinsi baru yang mandiri secara ekonomi sejak awal berdiri.
Transportasi dan Topografi yang Mendukung
Wilayah yang diusulkan untuk tergabung dalam Provinsi Palapa Selatan memiliki akses transportasi yang relatif mudah, baik melalui jalur darat, laut, maupun udara.
Jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Lahat dan Bengkulu menjadi tulang punggung logistik dan mobilitas antar wilayah.
Selain itu, topografi yang relatif bersahabat di wilayah ini memudahkan integrasi antarwilayah, walau ada tantangan tersendiri di kawasan pegunungan seperti Pagaralam.
Namun dengan pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan, tantangan ini diyakini bisa diatasi.
Dinamika Politik dan Tantangan Moratorium Pemekaran
Rencana pembentukan Provinsi Palapa Selatan membawa dinamika tersendiri dalam peta politik regional.
Salah satunya adalah potensi tergesernya rencana pembentukan Provinsi Sumsel Barat (Sumselbar), yang sebelumnya digagas dengan daerah-daerah yang kini diusulkan bergabung dalam Provinsi Palapa Selatan.
Tantangan utama saat ini tetap pada moratorium yang diberlakukan pemerintah pusat.
Namun, beberapa usulan Pemekaran Wilayah Sumatera Selatan yang dianggap mendesak sudah mulai dipertimbangkan untuk mendapat pengecualian.
Jika Provinsi Palapa Selatan terus mendapat dukungan masyarakat, akademisi, dan elite daerah, bukan tidak mungkin pembentukannya bisa menjadi prioritas nasional berikutnya.
Beberapa tokoh lokal, mulai dari bupati, wali kota, hingga anggota DPRD dari enam daerah tersebut telah menyuarakan dukungan terhadap rencana pemekaran ini.
Termasuk pula dari kalangan adat, tokoh budaya Besemah, dan para pengusaha lokal.