Proses itu kini tengah dilalui oleh pihaknya.
BACA JUGA:Dari Lubang Galian Jadi Kolam Ikan: Mitra Binaan Bukit Asam Sukses Raup Cuan
BACA JUGA:Kejati Sumsel Usut Dugaan Korupsi di Dinas PUPR dan UKPBJ Banyuasin: Saksi-saksi Segera Dipanggil
"Meskipun anggaran kita terbatas, tapi infrastruktur tetap jadi prioritas. Kita harus maksimalkan semua potensi yang ada.
Selain rehab Jembatan Taker, pembangunan duplikat Jembatan Taker dan juga Jembatan Rantau Bayur sedang dalam proses menggunakan skema Bantuan Gubernur (Bangub),” imbuhnya.
Kehadiran Bupati dan rombongan disambut sukacita oleh warga.
Mereka merasa diperhatikan, apalagi akses jembatan tersebut menjadi urat nadi perekonomian lokal.
Salah seorang warga Desa Mukut, Kecamatan Pulau Rimau, Rahman, menyampaikan bahwa masyarakat kini merasa lega karena harapan mereka telah dijawab.
“Selama ini kami harus ekstra hati-hati ketika melintasi jembatan.
Sekarang, dengan diperbaiki, kami merasa lebih aman. Transportasi barang jadi lebih lancar, akses antar desa juga lebih mudah.
Ini sangat membantu roda ekonomi kami,” ujarnya dengan wajah berbinar.
Rahman menambahkan bahwa jembatan tersebut bukan hanya penting sebagai penghubung antar wilayah, tetapi juga berperan besar dalam mengangkut hasil pertanian, perkebunan, dan kebutuhan logistik masyarakat desa sehari-hari.
Selain melaunching rehabilitasi jembatan, Bupati Banyuasin Askolani juga meresmikan penggunaan satu unit ambulance desa untuk Desa Wana Mukti, Kecamatan Pulau Rimau.
Ambulans tersebut dihadirkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat desa yang selama ini masih terbatas.
“Ambulans ini hadir sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dasar.
Kami ingin memastikan bahwa setiap warga, tak terkecuali yang tinggal di desa-desa terpencil, memiliki akses yang layak terhadap layanan medis,” ujar Askolani.