Tapi jika dikombinasikan dengan sayuran segar dan dimasak dengan minyak yang lebih sedikit, tentu bisa menjadi lebih sehat,” ungkap dr. Andri Setiawan, ahli gizi dari RS Hasan Sadikin, Bandung.
Meski demikian, popularitas seblak belum menunjukkan tanda-tanda menurun.
Setiap akhir pekan, ratusan orang rela antre di pusat jajanan seblak seperti di Jalan Burangrang dan Alun-alun Bandung.
Beberapa pengusaha muda bahkan sudah mulai membuka cabang di luar kota seperti Jakarta, Surabaya, hingga Denpasar.
Dengan perpaduan cita rasa khas, inovasi tak terbatas, serta dukungan promosi dari media sosial dan pelaku UMKM, seblak diprediksi akan terus berkembang dan berpotensi menjadi ikon kuliner Indonesia di mata dunia.
Seperti halnya rendang dan nasi goreng yang sudah lebih dulu mendunia, seblak pun tampaknya siap menyusul.*