Bakso tradisional menggunakan daging sapi yang digiling halus, sementara bakso aci menggunakan tepung kanji atau aci sebagai bahan utamanya.
BACA JUGA:Lempah : Kuliner Khas Bangka Belitung yang Menggoda Selera
Proses pembuatan bakso aci ini melibatkan pencampuran aci dengan bumbu-bumbu tertentu untuk mendapatkan tekstur yang kenyal dan rasa yang lezat.
Kelebihan dari bakso aci adalah fleksibilitas bahan bakunya.
Karena tidak mengandung daging, bakso aci lebih ramah bagi mereka yang vegetarian atau sedang menghindari konsumsi daging.
Selain itu, bakso aci juga memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan bakso daging, sehingga menjadi pilihan yang lebih ekonomis bagi banyak orang.
Selain itu, bakso aci juga dapat dikombinasikan dengan berbagai jenis isian, seperti bakso aci isi telur, bakso aci isi tahu, atau bahkan bakso aci isi ayam.
Variasi ini menambah kelezatan dan keberagaman dalam sajian bakso aci yang semakin diminati masyarakat.
Bakso aci pertama kali dikenal di daerah Garut, Jawa Barat.
Sebagai kota yang terkenal dengan produksi kerajinan dan kuliner khasnya, Garut menjadi tempat lahirnya bakso aci.
Menurut beberapa sumber, bakso aci awalnya diciptakan sebagai solusi untuk menghadirkan hidangan bakso yang lebih terjangkau dan ramah bagi banyak kalangan, terutama mereka yang tidak mengonsumsi daging.
Dengan bahan utama tepung kanji, bakso aci bisa diproduksi dengan biaya yang lebih rendah namun tetap menghadirkan cita rasa yang menggugah selera.
Seiring dengan perkembangan zaman, bakso aci mulai menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dan semakin berkembang dengan berbagai inovasi baru.
Di beberapa tempat, bakso aci bahkan kini disajikan dengan berbagai macam topping dan sambal yang lebih variatif, seperti sambal ijo, sambal terasi, atau sambal pedas manis, yang semakin menambah cita rasa dan kelezatannya.
Keberhasilan bakso aci dalam menarik perhatian masyarakat tak lepas dari sejumlah faktor.