Perpaduan antara kuah manis dari kecap, rasa gurih dari kaldu tulang, dan sentuhan asam dari tomat menciptakan rasa kompleks yang sulit ditandingi.
BACA JUGA:Mie Aceh : Keunikan dan Kelezatan Hidangan Khas Aceh yang Mendunia
BACA JUGA:Dendeng Baldo : Cita Rasa Otentik Minang yang Mendunia
Dalam beberapa tahun terakhir, tongseng mulai mendapat perhatian di luar negeri.
Beberapa restoran Indonesia di luar negeri, seperti di Belanda, Australia, dan Amerika Serikat, menyajikan tongseng sebagai salah satu menu andalan.
Rasa eksotis yang berasal dari rempah-rempah Indonesia menjadi daya tarik utama bagi pencinta kuliner internasional.
Dewi Kartika, seorang diaspora Indonesia yang membuka restoran di Amsterdam, mengatakan bahwa tongseng adalah salah satu menu favorit pelanggannya.
“Mereka menyukai perpaduan rasa gurih dan manisnya. Bahkan, pelanggan Belanda saya sering memesan tongseng pedas dengan ekstra cabai,” ungkapnya.
Seiring waktu, tongseng pun mengalami berbagai inovasi.
Kini, ada tongseng vegetarian yang menggunakan jamur tiram sebagai pengganti daging, cocok bagi mereka yang menghindari konsumsi hewani.
Beberapa kedai modern juga menyajikan tongseng dengan tambahan keju atau topping kekinian untuk menarik minat generasi muda.
Namun, bagi sebagian pecinta kuliner tradisional, keaslian resep tetap menjadi kunci.
Warung-warung legendaris seperti Tongseng Pak Budi di Klaten atau Tongseng Mbok Nah di Solo masih menggunakan metode masak konvensional dengan kayu bakar, mempertahankan rasa autentik yang sulit ditiru.
Tongseng bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga warisan budaya yang mencerminkan kekayaan rempah Indonesia dan kearifan lokal dalam mengolah bahan makanan.
Dalam konteks ini, penting bagi generasi muda untuk mengenali dan melestarikan kuliner seperti tongseng.
Pemerintah daerah di beberapa kota di Jawa Tengah telah mengadakan festival kuliner tradisional, di mana tongseng menjadi salah satu ikon utama.